Timnas Amputasi Indonesia bertanding dalam cahaya temaram stadion dan lapangan berdebu tak berumput menjelang tampil di Piala Dunia Amputasi 2022 di Turki, Oktober mendatang.
Para pemain Timnas Amputasi tiba di Stadion Soemantri Brojonegoro, Sabtu (3/9) sekitar pukul 15.47 WIB. Mereka berjalan dari pintu samping karena minibus yang ditumpangi sempat tak bisa masuk ke area stadion.
Datang sudah mengenakan jersey putih dan celana merah, pemain Timnas langsung melakukan pemanasan setelah mengganti sepatu. Pada saat itu tim tamu belum tampak hadir di dalam stadion.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurang lebih setengah jam pemain Timnas Amputasi pemanasan. Setelah itu mereka kembali ke ruang ganti. Sekitar 15 menit, mereka keluar lagi sudah dengan mengenakan jersey merah-merah.
Hingga pukul lima kurang, tim lawan tak kunjung hadir di lapangan. Sementara itu Menpora Zainudin Amali beserta rombongan telah tiba dan langsung diminta memberikan wejangan ke pemain dan ofisial tim.
Saat sedang berbincang dengan pemain, sekitar pukul 17.07, tim lawan asal Jawa Timur baru tiba di stadion. Mereka datang dengan menggunakan minibus Pusrehab Kemenhan berwarna hitam.
![]() |
Dengan agak tergesa-gesa tim amputasi dari Jawa Timur langsung melakukan pemanasan. Tak sampai 10 menit pemanasan, mereka langsung diminta tampil. Sebelum itu ada sesi foto bersama Menpora dan rombongan.
Sebelum pertandingan dimulai, dilakukan seremoni kick off pada pukul 17.22 WIB. Amali diperkenankan melakukan tendangan pembuka ke arah gawang sebelum pertandingan telat tersebut benar-benar dimulai.
Tepat pukul 17.25 WIB pertandingan akhirnya dimulai. Suporter Timnas yang sudah tiba di lokasi sedari pukul setengah empat sore, langsung menyanyikan yel-yel sebagai bentuk dukungan.
Timnas Amputasi tampil solid. Pada babak pertama mereka melesakkan lima gol, yang tiga di antaranya dilesakkan Bahiri. Pada babak kedua tiga gol tambahan tercipta, dengan Bahiri menyumbang dua.
Yang cukup mencolok dari pertandingan tersebut, bagian tengah lapangan pertandingan sudah tak berumput. Saat bermain debu beterbangan dan ketika terjatuh pemain tampak meringis.
Sudah main dengan satu kaki dibantu dua tongkat elbow siku dan sedang persiapan ke Piala Dunia Amputasi, pemain diberi lapangan kurang layak. Hal ini disebut pelatih Timnas Amputasi, Bayu Guntoro cukup berdampak.
"Saya merasa hari ini belum maksimal, karena ada beberapa hal yang mengganggu seperti kurang komunikasi dan kondisi lapangan yang kurang mendukung. Itu menjadi faktor tidak maksimal," ucap Bayu ke CNNIndonesia.com.
Jika tidak bisa dibilang seadanya, fasilitas terbatas itu layaknya 'cahaya temaram' dalam arti kiasan bagi Timnas Indonesia yang akan membawa Merah Putih ke Piala Dunia Amputasi 2022.
Pencahayaan di stadion pun tak maksimal. Pertandingan babak kedua tersebut berlangsung dengan cahaya temaram. Karenanya bukan kebetulan Timnas Amputasi hanya bisa menambah tiga gol pada babak kedua.
Dengan membawa nama Indonesia, Timnas Amputasi semestinya mendapatkan persiapan maksimal dari pemerintah dan juga lembaga terkait.
Kapten Timnas Amputasi, Aditya menilai persiapan tim dengan segala kelebihan dan kekurangannya harus disyukuri. Menurutnya perjuangan harus dikobarkan demi sukses di Piala Dunia Amputasi 2022.
"Saya dengan teman-teman optimis karena kita melakukan pemusatan latihan tiga bulan. Kami semua akan melakukan yang terbaik di Piala Dunia nanti," kata mantan pemain binaan Persib tersebut.