Azrul Ananda memutuskan mundur sebagai Presiden dan CEO Persebaya Surabaya, Jumat (16/9). Berikut kronologi Azrul Ananda mundur dari Persebaya.
Azrul menyatakan mundur sebagai Presiden dan CEO Persebaya pada Jumat (16/9).
"Ini salah saya sebagai CEO Persebaya, mungkin cara saya belum dapat kecocokan di hati teman-teman," ucap Azrul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mundur dari CEO Persebaya, dan kami akan menyelesaikan semuanya tanpa keluhan. Jangan khawatir pemain dan pelatih," kata Azrul menambahkan.
Keputusan itu dibuatnya setelah manajemen Persebaya mendapatkan protes dari Bonek menyusul hasil buruk yang dialami skuad Bajol Ijo di Liga 1 2022/2023.
Kekalahan Persebaya 1-2 dari Rans Nusantara FC pada pertandingan pekan ke-10 Liga 1 yang digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Kamis (15/9) menjadi puncak kekecewaan Bonek.
Pasalnya ini menjadi kekalahan ketiga Persebaya dalam tiga pertandingan berturut-turut. Sebelumnya Persebaya juga kalah di kandang saat menjamu Bali United dan dibantai 0-3 saat bertandang ke PSM.
Akhirnya dampak dari kekalahan melawan Rans, membuat ratusan Bonek mengamuk hingga turun ke lapangan Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Kamis (15/9).
Mereka melampiaskan kekecewaannya dengan merusak beberapa fasilitas stadion dan materi promosi Persebaya yang dipasang di lapangan.
Gelombang protes Bonek tidak terhenti sampai di situ. Pada Kamis (15/9) malam Bonek melanjutkan aksi protes mereka ke kantor manejemen Persebaya di Sutos Mal Surabaya.
Mereka menuntut manajemen Persebaya lebih baik mundur karena dianggap tidak kompeten mengurus tim. Khususnya, Bonek menuntut manajer tim Bajul Ijo Yahya Alkatiri untuk mundur dari jabatannya yang disampaikan lewat yelyel 'Yahya out, Yahya out'.
Keesokan harinya atau pada Jumat (16/9) sore manajemen Persebaya mengadakan pertemuan dengan Bonek di Kantor Manajemen Persebaya, Sutos, Surabaya.
Dalam pertemuan dengan Bonek tersebut, Azrul menyatakan dirinya mundur dari posisi Presiden dan CEO Persebaya.
Meski mundur, Azrul mengatakan ia tidak akan meninggalkan Persebaya sepenuhnya. Ia akan terlibat dalam masa transisi hingga ada klub presiden yang baru nantinya.
"Saya sudah sampaikan saya tidak akan meninggalkan begitu saja, saya akan memastikan transisinya," ujarnya.
Ia juga berpesan kepada para suporter untuk mau bersama-sama mengawal Persebaya, agar tetap berada di Surabaya.
"Prinsipnya Persebaya harus tetap di Surabaya, tidak boleh kemana-mana, ini harus dikawal," kata dia.