Kesaksian Aremania Saat Tragedi Kanjuruhan: Anak Kecil Tak Berdaya

CNN Indonesia
Minggu, 02 Okt 2022 09:19 WIB
Tragedi Kanjuruhan menewaskan ratusan orang. (AFP/STR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang suporter Arema FC menceritakan kronologi dan detik-detik situasi mencekam tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10).

Lewat akun Twitter miliknya seorang Aremania bernama Rezqi Wahyu menceritakan kondisi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan saat Arema vs Persebaya. Rezqi mengatakan semula pertandingan berjalan kondusif.

Dari awal saya masuk stadion [kondisi pemain sedang pemanasan] semua berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20.00. Kickoff dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun. Yang ada hanya supporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya," tulis Rezqi melalui akun Twitter @RezqiWahyu_05.

"Babak pertama selesai, dan saat jeda istirahat, ada sekitar 2-3 kali kericuhan sedikit di tribun 12-13, yang bisa segera diamankan oleh pihak berwenang," tulis Rezqi.

Rezqi mengatakan tragedi Kanjuruhan dimulai usai peluit wasit tanda pertandingan berakhir berbunyi dan Arema kalah 2-3 dari Persebaya.

"Setelah peluit dibunyikan, para pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa. Pelatih Arema dan manajer tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke supporter. Di sisi lain ada satu orang suporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka," tulis Rezqi.

"Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat Johan Alfarizie mencoba memberi pengertian kepada oknum-oknum tersebut. Namun semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain," sambung Rezqi.

Selanjutnya situasi semakin tidak kondusif. Suporter semakin tidak terkendali dan mulai melakukan pelemparan ke lapangan. Para pemain kedua tim kemudian digiring ke dalam ruang ganti.

"Setelah pemain masuk, suporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan. Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para suporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, dipentung dengan tongkat panjang, 1 suporter dikeroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya," tulis Rezqi.

"Tapi saat aparat memukul mundur suporter di sisi selatan, suporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat. Karena semakin banyaknya supporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif," tulis Rezqi.

Polisi kemudian menembakkan gas air mata ke arah suporter di lapangan. Tindakan itu membuat kondisi semakin buruk.

"Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah supporter, di setiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10. Para suporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh di atas tribun, mereka berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para suporter panik terkena gas air mata," tulis Rezqi.

"Banyak ibu-ibu, wanita, orang tua, dan anak-anak kecil yang terlihat sesak tidak berdaya. Tidak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet. Di dalam stadion mereka sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah Sedangkan untuk keluar stadion enggak bisa karena macet, penuh sesak di pintu keluar," tulis Rezqi.

(har)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK