Salah satu orang tua korban meninggal korban tragedi Kanjuruhan Siti Mariam menceritakan duka dan pilu ditinggal sang buah hati.
Siti menjelaskan dirinya sudah melarang Lutvia Damayanti (20) pergi menyaksikan pertandingan sepak bola Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya Surabaya.
"Waktu itu anak saya kan enggak kerja, terus katanya mau lihat sepak bola. Sama saya tuh sudah dilarang gitu lho. Mulai pagi sudah saya larang, enggak boleh. Itu kok maksa gitu lho," jelas Siti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantaran tak kuasa menahan anaknya menonton sepak bola, Siti kemudian berat hati memberi izin Lutvia berangkat setelah magrib.
"Terus katanya, 'nanti saya pulang pukul setengah sebelas bu kira-kira'," ucap Siti.
Hingga pukul 23 Siti tak kunjung menemukan janji sang anak ditepati. Lutvia belum juga sampai rumah. Siti berupaya menelepon sang anak, namun tak bisa terhubung.
"Sampai pukul tiga. Pukul tiga itu temannya datang ke rumah. 'Bu, Lutvi-nya ada?' Oh enggak ada, lihat bal-balan [sepak bola]. Lha temannya itu langsung berangkat ke sana [Kanjuruhan], mencari anak saya itu," terangnya dalam video yang diunggah Sekretariat Presiden.
Siti kemudian dikabari bahwa sang anak sudah meninggal menjadi salah satu korban dalam tragedi Kanjuruhan.
"Saya ya terkejut, nangis. Pokoknya saya enggak bisa, masih ingat saya, kalau anak saya itu, anak saya itu..." kata Siti tak tuntas lantaran menangis seraya menyeka air mata yang keluar mengingat sang anak yang sempat berjanji pulang pukul 22.30 usai menyaksikan sepak bola.
Hingga Kamis (6/10) jumlah korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan tercatat mencapai 131 orang. Jumlah tersebut masih berpotensi bertambah karena ada korban yang dibawa pulang ke rumah masing-masing tanpa melalui rumah sakit.
(nva/rhr)