Bima Sakti mengakui aspek mental menjadi salah satu penyebab utama kekalahan pihaknya di laga pamungkas tersebut.
"Tekanan tadi sangat tinggi, masalah mental memang harus diperbaiki dan atmosfer lawan Malaysia itu luar biasa dan berbeda. Makanya gol [Malaysia] sangat cepat dan membuat kami down lalu melakukan kesalahan yang sama," kata Bima dalam konferensi pers.
Pelatih 46 tahun itu menyampaikan sudah melakukan analisis terhadap gaya permainan Malaysia sebelum bertanding. Ia bahkan sudah memerintahkan pemain mengawal beberapa pemain lawan yang diperkirakan bakal berbahaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, gol cepat Malaysia sukses membuat mental para pemain Indonesia jatuh. Usaha untuk membalikkan skor di babak kedua pun gagal karena para pemain tak sanggup menanggung beban tertinggal lima gol.
Absennya kapten Timnas U-17Iqbal Gwijangge yang mengalami cedera sedikit banyak memengaruhi permainan Timnas U-17. Para pemain pengganti memang punya kualitas setara, namun tak punya jiwa pemimpin seperti yang dimiliki Iqbal.
Lini belakang Indonesia tak solid menghadapi serangan balik Malaysia. Selain itu, tak ada pemain yang mampu mendongkrak motivasi tim setelah kebobolan dari tim lawan.
![]() |
Kemenangan telak atas Indonesia membuktikan staf pelatih Malaysia lebih jeli. Pelatih Osmera bin Omaro juga mengaku sudah mempelajari kekuatan Indonesia sejak berhasil menjuarai Piala AFF U-16 2022.
Komposisi pemain Timnas U-17 di Kualifikasi Piala Asia U-17 memang tak jauh berbeda dengan skuad di Piala AFF U-16. Selain itu, video pertandingan Indonesia U-17 juga mudah didapat karena selalu disiarkan secara langsung.
Pelatih Malaysia lebih berani melakukan rotasi untuk menjaga kebugaran pemain. Salah satunya adalah menurunkan pemain lapis kedua meski harus berakhir imbang 1-1 melawan tim juru kunci Guam.
Akan tetapi, keputusan Osmera berbuah manis. Anak-anak Malaysia mampu tampil bugar dan berada di puncak performa saat melawan Indonesia yang berujung kemenangan telak 5-1.
(jun/sry)