ANALISIS

Satgas Transformasi Sepak Bola, Angan-angan atau Solusi?

Surya Sumirat | CNN Indonesia
Jumat, 14 Okt 2022 07:51 WIB
Satgas Tranformasi Sepak Bola dibentuk guna memperbaiki sepak bola Indonesia usai Tragedi Kanjuruhan.
PSSI bersama perwakilan AFC dan FIFA bentuk Satgas Transformasi Sepak Bola. (CNNIndonesia/Muhammad Ikhwanuddin)
Jakarta, CNN Indonesia --

Satgas Transformasi Sepak Bola memiliki 'beban' membawa sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik lagi setelah Tragedi Kanjuruhan.

Tim ini merupakan kelanjutan dari tim transformasi yang disebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai menerima surat dari FIFA pekan lalu.

Satgas Transformasi Sepak Bola terdiri berisi orang-orang dari PSSI, FIFA, AFC, Polri, Kemenpora, Kemendagri, Kemen PUPR, dan Kemenkes.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok ini nantinya akan menjadi motor perubahan sepak bola Indonesia setelah tragedi memilukan di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober.

Tragedi Kanjuruhan jadi peristiwa paling kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia. Insiden yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Liga 1 2022/2023 tersebut menewaskan 132 orang.

Sebagian besar korban jiwa itu berasal dari suporter tuan rumah Arema FC, sedangkan dua lainnya merupakan anggota polisi.

Para korban mengembuskan napas terakhir dipicu tembakan gas air mata. Gas air mata yang seyogyanya dilarang FIFA digunakan dalam pertandingan sepak bola ditembakan ke tribune penonton.

Tembakan dan asap gas air mata itu menimbulkan kepanikan di pihak penonton. Hasilnya penonton kocar-kacir berdesakan menyelamatkan diri.

Banner live streaming MotoGP 2022

Nahas bagi suporter, upaya menyelamatkan diri seperti nihil karena sejumlah pintu stadion tertutup. Dalam situasi panik, suporter akhirnya terinjak-injak hingga sesak napas.

Jumlah 132 korban tewas itu jadi kedua yang terbanyak dalam tragedi kelam dunia sepak bola setelah Tragedi Lima pada 1964 yang menewaskan lebih dari 300 orang.

Beruntung bagi Indonesia karena tidak mendapat sanksi dari AFC maupun FIFA untuk insiden yang menjadi 'rekor baru' tersebut.

PSSI sendiri menolak mundur dengan dalih tidak ingin lari dari tanggung jawab. Ironisnya Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan sempat mengatakan pihaknya bukan orang yang harus dimintai tanggung jawab dari Tragedi Kanjuruhan, melainkan Panpel Arema.

Setelah berbagai drama dan di tengah investigasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia melalui Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Satgas Transformasi Sepak Bola terbentuk.

Salah satu tujuan satgas ini adalah sinkronisasi pengamanan sesuai regulasi FIFA dan Kementerian PUPR dalam kelayakan stadion. Masalah pengamanan ini erat dengan Tragedi Kanjuruhan di mana gas air mata digunakan mengatasi suporter.

Dalam regulasi FIFA tentang Stadium Safety and Security, tepatnya pada Pasal 19 soal Pitchside Stewards, poin B, penggunaan senjata api dan gas air mata dilarang.

Sebagian klub-klub Liga 1 bisa menjalankan regulasi tersebut. Polisi yang diminta bantuan pengamanan pertandingan hanya menggunakan pelindung tubuh dengan tongkat. Tidak ada gas air mata.

[Gambas:Video CNN]

Melihat klub bisa menjalankan regulasi tersebut, sedikit aneh jika Satgas Transformasi Sepak Bola ini hadir demi sepak bola Indonesia yang lebih baik usai kejadian nahas di Malang.

Karena sebenarnya PSSI sejak awal bisa konsisten dengan regulasi tersebut, tidak tutup mata, apalagi sampai tebang pilih.

Meski demikian pembentukan satgas ini perlu dihargai lagi-lagi dengan harapan demi sepak bola Indonesia yang benar-benar lebih baik.

Mengacu pada salah satu perannya meningkatkan keamanan dan keselamatan, satgas ini perlu berkoordinasi dengan baik kepada Polri dan juga Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Tidak dipungkiri, karakter suporter di setiap daerah di Indonesia berbeda. Pendekatan keamanan, polisi dan TNI juga akan berbeda terhadap suporter.

Akan tetapi jika suporter bisa menyepakati aturan yang ditetapkan FIFA terkait kewajiban suporter di stadion, maka masalah pengamanan dari polisi ini juga bisa seragam sesuai regulasi FIFA.

Baca kelanjutan berita ini pada halaman berikutnya>>>

Hasil Satgas Jangan Sekadar Formalitas

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER