3. Persija Jakarta
Persija Jakarta pun sudah menyatakan sikap pada Senin (24/10) malam. Sikap itu disampaikan melalui akun media sosial resmi Persija.
Macan Kemayoran meminta sepak bola Indonesia ditransformasi. Juara Liga 1 2018 itu meminta investigasi dan pengusutan tuntas terhadap Tragedi Kanjuruhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Persija sejauh ini tidak meminta PSSI mengelar KLB. Selain transformasi sepak bola, Persija berharap kompetisi sepak bola nasional kembali bergulir.
4. PSIS Semarang
PSIS Semarang juga sudah mengambil sikap resmi buntut Tragedi Kanjuruhan pada Selasa (25/10) melalui situs resmi klub.
CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi menghormati sikap klub yang meminta KLB. Namun ia juga mengingatkan bahwa KLB hanya bisa digelar jika 50 persen voters setuju.
Yoyok yang juga menjabat sebagai Exco PSSI itu mendorong PT LIB melakukan RUPS untuk membicarakan nasib Liga 1 2022/2023.
5. Arema FC
Arema FC akhirnya mengeluarkan sikap resmi buntut Tragedi Kanjuruhan. Hal itu disampaikan oleh Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana di akun media sosial resmi klub.
Gilang meminta investigasi menyeluruh terhadap insiden yang menimpa suporter klub mereka sendiri. Itu dilakukan agar para korban dan keluarga mendapat keadilan.
Arema FC juga meminta transformasi sepak bola Indonesia. Tetapi Arema sejauh ini tidak meminta PSSI menggelar KLB.
6. PSS Sleman
PSS termasuk klub yang sejak awal berani mengeluarkan pernyataan sikap usai Tragedi Kanjuruhan. Dalam pernyataan sikap pada 11 Oktober, PSS mendukung investigasi TGIPF dan mencari penanggung jawab dari Tragedi Kanjuruhan.
Poin lain yang ditekankan PSS adalah mendukung saran FIFA agar Liga Indonesia mengubah jam kickoff jari sore hari dengan menghapus jam pertandingan malam. Super Elang Jawa juga ingin stakeholder sepak bola melakukan reformasi dan evaluasi sistem serta regulasi dalam kompetisi.