Manajemen Madura United melakukan adendum atau penambahan klausul dalam kontrak sebagai buntut belum jelasnya nasib Liga 1 2022/2023 usai Tragedi Kanjuruhan.
Adendum kontrak adalah penambahan pasal dalam kontrak. Pihak Madura United melakukan itu sebagai landasan hukum saat Liga 1 2022/2023 mengalami perubahan jadwal hingga tidak dilanjutkan.
"Ketidakjelasan Kompetisi membuat Pemain dan Sponsor mengalami kekhawatiran. Kami dalam lima hari ini mengajak bicara pemain, pelatih, sponsor dan mendiskusikan sejumlah skenario agar mereka memiliki kepastian hukum, atas kepastian hak dan kewajiban," tulis manajemen Madura United di akun Instagram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manajemen Madura United menyatakan seluruh pemain dan pelatih setuju dengan adendum kontrak yang diberikan. Begitu juga dengan pihak sponsor yang memberi dispensasi kepada Laskar Sape Kerrab.
"Semua bersedia berkorban, kami sepakati sejumlah skenario jika kompetisi lanjut, tunda dan atau batal, semua kami bicarakan dan sepakati dalam satu 'Adendum Perjanjian Kontrak'," tulis Madura United.
"Madura tak ingin ketidakpastian ini membuat semua pihak khawatir, kita hadapi musibah ini secara bersama, kita berkorban bersama, kita sedih bersama. Itulah kebersamaan yang baik antara klub, pemain, tim pelatih dan sponsor," tulis Madura United menambahkan.
Media Officer Madura United, Ferdiansyah mengonfirmasi adendum kontrak tersebut. Ia membenarkan ada perubahan klausul kontrak pemain dan pelatih dalam adendum tersebut.
"[Adendum kontrak] itu benar," ujarnya kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat.
Liga 1 2022/2023 sudah berhenti sejak 1 Oktober 2022 usai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan. Tragedi di stadion itu menelan 135 korban jiwa dan kompetisi ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.