Beruntung Indonesia kembali menghadapi lawan yang sama dalam laga uji coba terakhir di Turki sebelum beranjak ke Spanyol. Sebab Shin Tae Yong sudah mengetahui karakter permainan Moldova.
Jika hanya mengincar kemenangan, Shin Tae Yong bisa mempelajari kelemahan lawan berkaca dari laga sebelumnya. Namun dalam uji coba, jelas perlu ada misi lain di luar sekadar menjadi pemenang.
Pertandingan kedua melawan Moldova U-20 dapat menjadi kesempatan Shin Tae Yong mencoba racikan strategi baru sebagai rencana cadangan jika taktik utama tidak efektif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menit bermain lebih banyak layak diberikan kepada beberapa pemain seperti Beri Santoso dan Rabbani Tasnim untuk menyegarkan lini depan.
Sebab, lini depan menjadi salah satu perhatian utama Shin Tae Yong di pertemuan pertama kontra Moldova U-20. Meski Indonesia menang 3-1 dalam laga sebelumnya, seluruh gol baru bisa dicetak di babak kedua setelah mengubah strategi dan melakukan pergantian pemain.
Aditya Arsa juga pantas mendapat kesempatan lagi untuk menambah pengalaman. Sebab Shin Tae Yong tidak bisa terus-menerus bergantung pada Cahya Supriadi meski kiper muda Persija Jakarta itu tampil impresif di bawah mistar gawang.
Faktor lain yang membuat Shin Tae Yong perlu sejenak menggeser wajah lama adalah kondisi fisik pemain. Pasalnya sejumlah pemain Timnas Indonesia U-20 mengalami sakit.
Sulitnya beradaptasi dengan cuaca di Turki menjadi salah satu penyebab pemain tumbang. Memasuki musim dingin di Eropa, rata-rata pemain Indonesia yang biasa dengan hawa panas perlu berusaha ekstra keras agar tetap fit.
Terlebih lagi rombongan Garuda Nusantara akan berangkat ke Spanyol pada akhir pekan ini. Agenda TC di Turki baru separuh jalan sebelum bergerak ke Malaga dan menyelesaikan program pemusatan latihan pada awal Desember 2022.
Rangkaian agenda yang masih panjang mengharuskan Shin Tae Yong memelihara kebugaran pemain. Oleh sebab itu, melakukan rotasi adalah langkah bijak yang bisa dilakukan dalam menghadapi Moldova U-20.
(sry/sry)