Sorotan Shin Tae Yong terhadap kelemahan Timnas U-20 tentu bukan untuk menjatuhkan para pemain, melainkan usaha pelatih memperbaiki pola pikir para pemain agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Lapuknya mental juang yang menghantui tubuh penggawa Merah-putih jelas butuh 'tamparan' keras dari pelatih. Segala komentar pedas Shin Tae Yong kepada pemain yang berhubungan dengan performa di lapangan, sepatutnya masuk ke telinga dan dipahami setiap pemain.
Sebab konsekuensi bagi pemain yang bebal tidak main-main. Ancaman dicoret dari daftar skuad utama Timnas U-20 akan menjadi bayang-bayang jelang rentetan agenda besar yang sudah menanti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serdy Ephy Fano dan Yudha Febrian pernah menjadi korban penyingkiran oleh Shin Tae Yong pada TC Timnas Indonesia U-19 di Spanyol pada Desember 2020 lalu. Kedua pemain itu dicoret dari daftar pemain TC Timnas U-19 karena terlambat latihan akibat dugem.
Shin Tae Yong juga pernah mencoret Ahmad Afhridrizal dan Nurhidayat Haji Haris akibat tindakan indisipliner. Terlambat datang latihan menjadi alasan Shin Tae Yong memulangkan kedua pemain itu.
Selain indisipliner, Shin Tae Yong juga tak segan-segan mencoret pemain yang dianggap tidak memenuhi ekspektasi. Itu terlihat dalam pemilihan skuad Timnas U-20 di Kualifikasi Piala Asia U-20 saat STY mengeliminasi tujuh pemain.
Shin Tae Yong tak ragu ketika menyingkirkan Edgard Amping yang menjadi bagian dari skuad Timnas U-19 di Piala AFF U-19 2022 lalu. Begitu juga dengan Razzaa Fachrezi yang mencetak satu gol di Piala AFF U-19.
Seleksi pemain akan menjadi keniscayaan setelah TC Timnas U-20 di Eropa pada akhir 2022 rampung digelar. Dari 35 pemain, bukan tak mungkin jumlah itu akan menyusut mengingat ada batas maksimal jumlah pemain di Piala Dunia U-20 2023.
Kata-kata pedas yang keluar dari lisan Shin Tae Yong semestinya menjadi kisi-kisi bagi para pemain agar lolos dari hukuman pencoretan. Predikat 'malas' yang disematkan Shin Tae Yong harus dibalas dengan bermain lebih aktif, begitu juga dengan masalah penguasaan bola dan finishing agar langsung diterjemahkan dengan perbaikan.
(jun)