Jordi Amat dan Sandy Walah merupakan pemain naturalisasi ke-36 dan ke-37 Indonesia.
Naturalisasi pemain sejatinya bukan hal asing dunia sepak bola Indonesia. Langkah ini bahkan sudah dilakukan sejak separuh abad yang lalu.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemain naturalisasi pertama yang tercatat adalah Arnold Van Der Vin pada 1950 silam. Ia adalah kiper keturunan Belanda yang lahir di Semarang, Jawa Tengah.
Namun sejak Van Der Vin, tidak ada catatan lain pemain naturalisasi selama puluhan tahun. Barulah naturalisasi di sepak bola kembali lahir usai Cristian 'El Loco' Gonzales mendapat status WNI pada 2010.
Terdapat peningkatan yang sangat signifikan karena 36 pemain naturalisasi hadir dalam kurun 12 tahun terakhir. Naturalisasi menjelma sebagai tren, meski tidak semuanya memiliki kesempatan memperkuat Timnas Indonesia.
Dalam perjalanannya, proses naturalisasi melahirkan nama-nama beken yang mentereng di Timnas Indonesia. Sebut saja Gonzales, Stefano Lilipaly, hingga Ilija Spasojevic.
Namun tak sedikit pula pemain naturalisasi yang tidak mendapat kesempatan berseragam Timnas Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Fabiano Beltrame, Herman Dzumafo, Silvio Escobar, hingga Guy Junior.
Begitu juga dengan pemain naturalisasi yang kurang bersinar di Timnas Indonesia seperti Johnny Van Beukering yang hanya tampil dalam dua pertandingan, atau Sergio Van Dijk yang mencatat satu gol dari enam kaps bersama Skuad Garuda.
Memerhatikan hal tersebut, jelas tidak ada jaminan bagi pemain naturalisasi bakal membawa keberhasilan bagi Timnas Indonesia. Namun bukan berarti langkah naturalisasi sudah pasti berbuah kegagalan jika melihat pemain-pemain yang berhasil dengan cara demikian.
Pemain naturalisasi berpotensi hadir sebagai berkah sekaligus masalah. Tinggal bagaimana PSSI sebagai badan sepak bola yang memiliki wewenang dalam proses A sampai Z, perlu memerhatikan betul prospek setiap pemain yang akan di-WNI-kan.
(har)