Sebagai negara yang tidak mendekati 100 populasi penduduk terbanyak, tak mengherankan bahwa Qatar minim penginapan. Pada Maret lalu, Qatar tercatat hanya memiliki 30.000 kamar hotel sementara turis yang akan databng diperkiarakan mencapai 1,5 juta orang.
Namun, Qatar berharap bisa mengakali kekurangan penginapan dengan berbagai cara. Mereka berharap memiliki total 130 kamar hotel, termasuk 9.000 tempat tidur di desa-desa suporter, tenda besar, dan kabin dari kontainer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu 60.000 kamar disiapkan di apartemen dan vila, sementara 50.000 di hotel, dan 4.000 pintu di dua kapal pesiar yang akan tetap merapat di sepanjang turnamen.
Minimnya penginapan bisa membuat para penggemar harus tinggal di negara tetangga seperti Oman, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Namun, mereka harus menggunakan pesawat untuk menyaksikan setiap laga.
Terlepas dari semua masalah akomodasi yang membelit, tiket Piala Dunia Qatar sudah terjual hingga 2,89 juta per Oktober. Ini bisa menjadi salah satu Piala Dunia yang paling banyak dihadiri penonton.
Harga bir di Qatar berkisar dari Rp186 ribu hingga Rp280 ribu. Namun, pengunjung harus memahami pembatasan yang diberlakukan Qatar soal lokasi pembelian alkohol.
Biasanya, bar dan restoran hotel berlisensi merupakan satu-satunya pilihan untuk membeli minuman beralkohol di sana. Namun, penjualan bir khusus Piala Dunia akan diizinkan di zona suporter dan pakarangan stadion.
Di Zona suporter, pengunjung disebut akan dipatok harga sebesar Rp216 ribu untuk satu botol bir berisi 500ml.
Piala Dunia Qatar 2022 dicoreng dengan isu kematian pekerja migran yang tinggi. Lebih dari 6.500 pekerja migran diperkirakan meninggal karena terlibat pembangunan infrastruktur yang berlangsung sejak 2010 atau ketika Qatar dinobatkan sebagai tuan rumah.
Pemerintah Qatar membantah dan mengklaim kabar tersebut menyesatkan. Sebab, tidak semua kematian itu tercatat sebagai pekerja yang terkait proyek Piala Dunia.
Amnesti internasional mengatkan tidak ada agka pastik karena pihak berwenang Qatar dinilai gagal menyelidiki kematian pekerja migran selama satu dekade terakhir.
(jun/har)