Pelatih timnas Jerman, Hansi Flick mengambil langkah berani di Piala Dunia 2022 dengan rombak besar-besaran skuad yang dibawa ke Qatar. Ia banyak mengganti pemain-pemain veteran demi memberi ruang kepada dara muda.
Di lini belakang, tidak ada lagi nama Jerome Boateng dan Mats Hummels. Sebagai gantinya ada Nico Schlotterbeck dan Armel Bella-Kotchap yang masih terdengar asing di telinga.
Kemudian di sektor tengah, Toni Kroos dan Julian Draxler juga dicoret. Hansi Flick justru mengorbitkan Kai Havertz dan Jamal Musiala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu di lini depan, Timo Werner yang sejatinya masih berada di usia keemasan ternyata tidak menarik hati sang pelatih. Flick lebih suka mengajak remaja 18 tahun bernama Youssoufa Moukoko sebagai juru gedor.
Racikan skuad ala Hansi Flick cukup mengernyitkan dahi jika mengingat kehancuran Jerman di Piala Dunia 2018. Terdapat kesan Jerman tidak serius memperbaiki keadaan sekaligus mengincar bintang kelima untuk menancap di atas lambang DFB di dada.
Namun Flick seakan ingin menyampaikan pesan kepada dunia bahwa ia hendak membawa perubahan untuk sepak bola Jerman. Membawa wajah-wajah segar dapat diterjemahkan sebagai harapan baru bagi Tim Panser.
Harapan baru bisa tergugah jika Jerman mampu mengalahkan Jepang. Selain unggul saat berbicara materi pemain, Jerman juga dominan apabila melirik head-to-head.
Dari dua pertemuan terakhir di laga persahabatan, Jerman satu kali menang dan sekali imbang melawan Jepang. Ini menjadi penegas Jerman masih begitu besar di hadapan Samurai Blue di lapangan hijau.
Kendati demikian, pelatih timnas Jepang Hajime Moriyasu bisa mempelajari gaya permainan Jerman dari beberapa pemainnya yang berkarier di Bundesliga. Tercatat ada delapan penggawa Jepang yang berseragam klub Jerman.
Menghadapi Jepang pun menjadi momen yang tepat untuk mengembalikan kepercayaan publik usai hancur lebur di Piala Dunia 2018. Selain berusaha bangun dari mimpi buruk melawan tim Asia, menang atas Jepang adalah pintu gerbang asa Jerman di Piala Dunia.
(jun)