Apa yang Terjadi Jika Inggris, Denmark, dan Jerman Tinggalkan FIFA?
Tiga negara Eropa mengancam hengkang dari FIFA karena melarang kampanye LGBT pada Piala Dunia 2022 di Qatar. Apa yang terjadi jika Inggris, Denmark, dan Jerman meninggalkan FIFA?
Dalam laporan Sport Bible, Denmark berencana mengajak negara-negara anggota UEFA untuk membicarakan kemungkinan meninggalkan FIFA. Hal itu dilakukan usai FIFA membatasi kampanye pro-LGBT di Piala Dunia 2022.
Sejauh ini ada tujuh negara melayangkan surat kepada FIFA untuk mempertanyakan alasan badan sepak bola dunia itu tidak mengizinkan atribut yang terasosiasi dengan LGBT selama Piala Dunia Qatar berlangsung.
Namun FIFA tidak bisa melobi pemerintah Qatar yang tegas menolak kampanye LGBT sebagai hal ilegal di negara semenanjung Arab tersebut. Buntutnya adalah larangan penggunaan ban kapten dan benda-benda bernuansa pelangi di Piala Dunia 2022.
Itu membuat Denmark akan membuka dialog dengan 55 negara anggota UEFA. Pokok pembahasan yang diusung adalah kemungkinan minggat dari FIFA.
Gonjang-ganjing UEFA hengkang dari FIFA bukan yang pertama kali. Saat FIFA tersandung kasus korupsi pada 2015 lalu, muncul narasi UEFA keluar dari FIFA usai Presiden UEFA saat itu, Michel Platini terjerat kasus bersama eks Presiden FIFA Sepp Blatter.
Jika UEFA keluar dari FIFA, otomatis negara-negara anggota di Eropa tidak bisa ikut kompetisi resmi FIFA seperti Piala Dunia baik di level internasional maupun klub, kemudian di seluruh kelompok usia baik sepak bola pria atau wanita.
Itu membuat pesta sepak bola dunia bisa jadi hanya akan dihadiri oleh negara-negara Amerika Utara, Amerika Latin, Afrika, Asia dan Oseania.
Di satu sisi, keluarnya UEFA berpotensi menjadi kerugian bagi FIFA lantaran Eropa masih dianggap sebagai pusat sepak bola dunia. Beberapa kompetisi seperti Piala Eropa dan Liga Champions merupakan dua contoh primadona penikmat sepak bola sampai saat ini.
Dalam laporan resmi UEFA, ajang Euro 2020 meraup jumlah penonton hingga 5,2 miliar pasang mata di seluruh dunia. Sementara Sporting News menyebut laga final Liga Champions 2021 antara Chelsea vs Manchester City ditonton lebih dari 275 juta orang.
Otomatis, FIFA perlu mengambil langkah strategis untuk mencari solusi dengan UEFA. Sebab meski jumlah negara anggota UEFA hanya seperempat dari total anggota FIFA, perpecahan berpotensi menimbulkan kerugian besar.
(ikw/jun)