Brasil perlu benar-benar mempelajari karakter Swiss. Sebab meski tak begitu diunggulkan di Piala Dunia 2022, Swiss layak diperhitungkan jika melirik performa di laga pertama.
Saat melawan Kamerun, dinamika bola Swiss cenderung berkutat di lini tengah. Pergerakan Granit Xhaka, Ruben Vargas, dan Xherdan Shaqiri kerap membuat barisan pertahanan Kamerun kewalahan.
Kehadiran Breel Embolo sebagai ujung tombak juga perlu menjadi perhatian. Satu gol tunggal bomber 25 tahun itu membuktikan dirinya menunaikan tugas dengan baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penempatan pemain kelahiran Kamerun itu begitu cakap. Ia dengan mudah menyelesaikan umpan tarik Xherdan Shaqiri kemudian berbuah gol.
Proses gol tunggal Swiss juga berjalan apik. Operan dari kaki ke kaki mulai dari Remo Freuler ke Ruben Vargas kemudian ke Shaqiri berlangsung mulus sebelum tiba di kaki Embolo.
Swiss berhasil menjaga ketenangan menghadapi lawan yang sporadis. Tim besutan Murat Yakin itu tidak terpancing dengan taktik lawan. Swiss yang justru memancing Kamerun agar terus tampil menekan.
Hal ini perlu menjadi catatan Brasil jika tidak ingin terjebak dalam 'pancingan' Swiss. Sebagai pelatih, Tite tak boleh lengah hanya karena sebagian besar pemainnya sudah terbiasa dengan ikim sepak bola Eropa.
Brasil bisa mengambil pelajaran dari momen terakhir bersua Swiss pada Piala Dunia 2018. Kala itu, Tim Samba harus puas bermain imbang 1-1 meski dominan di sepanjang laga dengan total 21 tembakan.
Sepanjang sejarah, Brasil dan Swiss sudah bertemu empat kali. Masing-masing kubu sama-sama sudah mengemas satu kemenangan. Artinya, Swiss punya rekam jejak yang cukup impresif untuk menghadapi Brasil.
Racikan formula yang tepat bakal menjadi kunci kemenangan Brasil jika diaplikasikan dengan mental yang solid. Melawan Swiss adalah saat yang tepat bagi Brasil untuk mengunci tiket babak 16 besar lebih awal.
(rhr/rhr)