Pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu tetap memberikan apresiasi yang tinggi untuk anak-anak asuhnya meski harus tersingkir di Piala Dunia 2022. Jepang pulang kampung usai kalah dalam adu penalti dengan Kroasia, Senin (5/12).
Hajime Moriyasu melihat perjalanan Samurai Biru pada Piala Dunia tahun ini sebagai sebuah mimpi besar. Ia mengaku melihat masa depan sepak bola Jepang yang lebih cerah.
"Kami bermain selama 120 menit dan mereka mengambil penalti sangat berani. Saya ingin memuji upaya mereka, mereka berusaha di bawah tekanan yang sangat besar," ujar Moriyasu selepas laga, dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu saja kami ingin menang dan hasilnya sangat disayangkan. Kami tidak dapat menembus penghalang menuju babak delapan besar, tetapi para pemain mampu menunjukkan generasi baru dari sepak bola Jepang," ujarnya.
Menurutnya, perjalanan sepanjang awal pembukaan Piala Dunia sudah membuat tim Jepang semakin terasah. Sejumlah negara dengan pemain top dunia mampu mereka kalahkan.
"Kami mengalahkan Jerman dan Spanyol - keduanya juara Piala Dunia. Kami harus percaya diri dengan kemampuan kami. Saya pikir ada masa depan yang berbeda untuk sepak bola Jepang."
Kegagalan Jepang menembus delapan besar merupakan catatan keempat kali berturut-turut dalam tiap gelaran Piala Dunia.
Sebelumnya Jepang kalah dari Turki, Paraguay, dan Belgia di tiap babak 16 besar. Kekalahan keempat ini membuat sejumlah pemain terpukul.
"Setiap hari, selama empat tahun, kami bekerja keras untuk mendobrak penghalang ini tetapi kami tidak bisa mendapatkan hasil yang kami inginkan. Ini sangat sulit untuk diterima," kata kapten Maya Yoshida.
"Hasil penalti tidak bisa disalahkan pada siapa pun. Masalahnya adalah kami tidak bisa menyelesaikan permainan dalam 120 menit," kata pemain sayap Ritsu Doan.
Kekecewaan senada juga disampaikan Bek Yuto Nagatomo.
"Saya rasa penyesalan yang kami rasakan atas kekalahan ini akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik di tahun-tahun mendatang," ujarnya.