Langkah pertama yang dilakukan Walid Regragui saat ditunjuk menjadi pelatih Maroko pada Agustus 2022 adalah memanggil Hakim Ziyech, pemain yang dibuang pada era Vahid Halilhodzic.
Meski absen membela Maroko selama 17 bulan, Regragui sama sekali tak ragu. Winger Chelsea 29 tahun ini dianggapnya pemain kunci yang akan membuat Maroko tangguh dan solid.
Benar saja, Ziyech jadi sosok berbeda di Maroko. Sejauh ini ia telah melakoni 376 menit main atau lebih tinggi dari yang dijalaninya bersama Chelsea pada musim ini, yakni 277 menit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ziyech juga jadi pemain paling berbahaya Maroko. Dalam empat laga, pemain yang lahir dan besar di Belanda ini telah melepas tujuh tembakan ke gawang dan menciptakan empat peluang gol.
Anggapan bahwa Ziyech adalah pemain arogan pun terpatahkan. Buktinya saat melawan Spanyol, Ziyech dominan bermain sebagai bek sayap, yang bertugas menghentikan aksi-aksi Jordi Alba.
Pemain Maroko lainnya yang akan menjadi tulang punggung saat melawan Portugal adalah Achraf Hakimi dan Sofyan Amrabat. Utamanya nama terakhir, akan berjuang sangat vital.
Tugasnya tak tanggung-tanggung, menghentikan kreativitas Bernardo Silva. Pemain Manchester City ini adalah sosok yang membuat kinerja mesin tempur Portugal berjalan maksimal.
Silva merupakan pemain yang paling sering mendapat umpan dari rekannya (279 kali), paling banyak menekan lawan (188 kali), dan pemain dengan jumlah lari terjauh (36,96 kilometer).
Karenanya, saat Santos merotasi Ronaldo atau Pepe, dua pemain senior Portugal, tidak dengan Silva. Mencadangkan Silva sama juga dengan mengubah gaya bermain Portugal.
Mampukah Amrabat meredam kreativitas Silva? Tak ada jaminan, tetapi berkaca keberhasilannya Maroko saat duel dengan Belgia, Kroasia, dan Spanyol, kans menang pemain Fiorentina ini cukup besar.
Namun, kehadiran pemain pembeda macam Ronaldo bisa mengalihkan, seperti gol Bruno Fernandes ke gawang Uruguay yang sejatinya lemah dan mudah ditangkap, tetapi jadi gol karena aksi Ronaldo.
Nihilisme Ronaldo ini yang tidak dimiliki Maroko. Yang dimiliki tim asal Afrika Utara ini adalah dukungan dari Arab dan Afrika. Dua kekuatan ini akan bentrok di Doha dan menentukan.