Saat tampil di Piala AFF 2020 (2021) Shin memperlihatkan kekayaan strateginya. Sejak dari babak grup, kejutan demi kejutan dihadirkan pelatih 53 tahun tersebut.
Adapun di Piala AFF 2022 masih rata-rata air. Nyaris tak ada kejutan strategi dalam laga melawan Kamboja dan Brunei. Shin seperti hanya menjadikan laga itu sebagai pemanasan.
Hadirnya striker jangkung lewat sosok Ilija Spasojevic terasa belum dimaksimalkan. Penyerang Bali United itu belum dimanjakan umpan-umpan silang untuk duel udara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal gol sundulan Spasojevic di klub cukup lumayan. Striker setinggi 188 centimeter tersebut melesakkan lima gol dengan sundulan pada musim 2021/2022 dan sudah dua di musim ini.
Sejauh ini Egy Maulana masih menjadi tumpuan lini depan. Mantan pemain ViOn Zlate Moravce di Liga Slovakia ini seperti diberi kebebasan untuk mengeksplorasi kapasitasnya.
Sayangnya Egy belum tampil optimal. Meski sudah mencetak dua gol, Egy punya banyak peluang yang sering disia-siakan karena lambat dalam pengambilan keputusan. Sering ragu-ragu.
![]() |
Menghadapi Thailand yang punya bek sayap lincah, bek tengah kekar dan lugas, Shin harus bisa menyajikan strategi yang tak biasa. Jika tidak, tim Gajah Perang akan tersenyum lagi.
Beruntungnya Thailand tak diperkuat dua gelandang kunci, Chanathip Songkrasin dan Thanawat Suengchitthawon, serta winger lincah Supachok Sarachat.
Dengan kata lain hanya tinggal Sarach Yooyen sebagai pemain inti lapangan tengah. Karenanya Polking memainkan Theerathon Bunmathan yang sejatinya bek sayap sebagai gelandang.
Dengan komposisi tak ideal ini, kombinasi Ricky Kambuaya, Marc Klok, Marselino Ferdinan atau Rachmat Irianto dan Syahrian Abimanyu bisa menjadi peredam di lini tengah.
Dengan kata lain tinggal bagaimana lini depan dikonsep oleh Shin. Jika tepat ada kans Thailand tumbang di GBK, seperti biasanya, sebab lini pertahanan sepertinya sudah solid.