Jakarta, CNN Indonesia --
Timnas Indonesia telah memastikan tiket ke semifinal Piala AFF 2022 usai finis runner up Grup A di bawah Thailand. Masih bisakah Garuda juara?
Selama fase grup Timnas Indonesia menjalani empat pertandingan tanpa kekalahan. Tim asuhan Shin Tae Yong ini tiga kali menang dan sekali imbang, sama dengan hasil laga Thailand, tetapi kalah selisih gol.
Selama fase grup, penampilan skuad Garuda bisa dibilang mengecewakan. Fachruddin Aryanto dan kawan-kawan melepas 76 tembakan, sayang hanya 30 yang tepat sasaran, dan 12 yang berbuah gol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam empat laga tersebut, ada saja peluang yang terbuang. Egy Maulana membuang kesempatan cetak gol saat melawan Kamboja, Hansamu Yama nembak burung ke gawang Brunei, Witan apes melawan Thailand, dan Ricky Kambuaya egois di hadapan Filipina.
Dari segi permainan, penampilan tim Merah Putih pun tidak terlalu mengesankan. Khusus di Grup A, bahkan permainan Kamboja asuhan Keisuke Honda lebih menghibur dibanding Timnas Indonesia.
Ini kontras dengan performa saat tampil di Piala AFF 2020 (2021). Ketika itu Indonesia main lebih tertata, solid, sederhana, disiplin, dan agresif selama babak grup. Hanya lini pertahanan yang nyaris tak berubah.
Lini belakang Indonesia bisa bermain sangat solid, tetapi mudah pula kebobolan dengan cara yang tak istimewa. Kebobolan bukan karena permainan mengesankan lawan, melainkan karena kesalahan pemain.
Untuk lini depan Shin sedikit gembira, meski senyumnya masih kecut. Dari empat striker yang dipanggil Shin, hanya tinggal Muhammad Rafli yang belum mencetak gol. Performanya juga belum mencapai puncak.
 Fachruddin Aryanto masih sering melakukan kesalahan di lini belakang. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay) |
Itu mengapa Shin kecewa dengan pencapaian di babak grup. Meski Shin senang Indonesia lolos ke semifinal, ia menilai penampilan pemain dalam empat laga grup mengecewakan.
Dengan semua fakta ini, masih pantaskah suporter berharap Timnas Indonesia meraih gelar juara untuk pertama kalinya? Tak ada mission impossible; tak ada yang mustahil, tetapi realitas juga perlu dihitung.
Kemungkinan Timnas Indonesia akan melawan Vietnam pada babak semifinal. Masih ada kans melawan Singapura atau Malaysia, tetapi sulit membayangkan Vietnam kalah di kandang dari Myanmar, malam ini.
Baca lanjutan analisis ini di halaman berikutnya>>>
Satu-satunya tim kontestan Piala AFF 2022 yang belum kebobolan adalah Vietnam. Tim asuhan Park Hang Seo ini memperlihatkan pertahanan yang solid.
Sebagai tim dengan peringkat FIFA terbaik di 2023 ini, juga satu-satunya wakil ASEAN di fase ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022, Golden Dragon memperlihatkan status mereka sebagai calon kuat juara.
Namun, sepak bola tidak melulu bicara statistik dan rekam jejak. Kisah Piala AFF 2020 (2021) bisa menjadi contoh paling mutakhir. Ketika itu Indonesia bisa menahan mereka 0-0 pada fase grup.
Selanjutnya Vietnam malah dilumat Thailand 0-2 dalam laga kandang pada leg pertama dan imbang 0-0 di leg kedua. Ini menunjukkan bahwa Vietnam bukan lawan yang perlu dipandang sebagai rival menakutkan.
Jika bisa tampil disiplin tanpa kebobolan pada leg pertama dan kedua, kans lolos ke babak final akan terbuka. Hanya saja Shin memotret permainan Timnas Indonesia menunjukkan kekukuhan sisi pertahanan.
Shin juga sepertinya mulai meninggalkan formasi tiga bek sejajar. Ini berbeda dengan pendekatan yang digunakan Shin di Piala AFF 2020, Kualifikasi Piala Asia 2023, dan laga uji coba melawan Curacao.
Apakah ini yang disebut senjata rahasia? Bisa saja. Apalagi terbukti formasi tiga bek sejajar yang digunakan Shin membuat Vietnam mati kutu di Singapura, lolos ke Piala Asia 2023, dan menjungkalkan Curacao.
Anggap saja formasi tiga bek ini akan diterapkan kembali melawan Vietnam, plus memainkan Rachmat Irianto dan Marc Klok sebagai gelandang, serta Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan di sayap, bagaimana lini serang?
 Pratama Arhan salah satu bek paling konsisten di fase grup Piala AFF 2022. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA) |
Ini yang mengkhawatirkan. Saddil Ramdani mulai membaik penampilannya saat melawan Filipina dibanding sebelumnya meski juga tidak terlalu memuaskan. Kondisi Saddil hampir mirip dengan Egy yang sering salah membuat keputusan.
Ilija Spasojevic yang diharapkan menjadi kartu as malah seperti disia-siakan Shin. Penyerang Bali United ini dominan sebagai pengganti. Bahkan Shin seperti lebih percaya Rafli yang kontribusinya masih minim.
Sejauh ini satu-satunya striker yang cukup menjanjikan adalah Dendy, walau kontrol bolanya dalam beberapa kesempatan terlihat payah. Inilah tugas Shin sebelum semifinal: solidkan sistem bertahan dan pertajam serangan.
[Gambas:Video CNN]