Keberadaan Asnawi jadi perhatian media Vietnam. Reguler tampil di Ansan Greeners dalam dua tahun terakhir membuat pemain 23 tahun itu makin matang.
Agresivitas Asnawi harus dibarengi dengan kedisiplinan di sisi kanan karena Vietnam pandai memanfaatkan ruang kosong. Asnawi yang kerap overlap di sisi kanan bakal bertemu full back kiri Vietnam Van Hau yang kontroversial.
Tak hanya dituntut siap tampil secara fisik dan kemampuan di atas lapangan, Asnawi wajib siap mental ketika berduel dengan Van Hau yang tak jarang memancing emosi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Klok yang mendapat tugas sebagai jembatan tim dalam mengalirkan bola memiliki peran vital. Jika Klok dimatikan, bisa jadi Indonesia bakal susah mengembangkan permainan.
Tak hanya bertugas menyuplai bola, Klok juga dituntut bisa mematahkan lawan dalam membangun serangan. Pemain Persib Bandung itu bisa jadi bakal bertemu Quang Hai yang menjadi otak serangan Myanmar.
Gelandang serang yang kini menjadi pemain Pau di liga Prancis itu bisa menjadi pembeda jika diberikan keleluasaan gerak mengacak-acak sepertiga akhir lapangan.
![]() |
Pertemuan Dendy dan Ngoc Hai ibarat anak baru dan pemain senior. Dendy bisa dikategorikan pemain yang baru ditemukan Shin, sementara Ngoc Hai adalah pemain lawas yang sudah mengenakan kostum Golden Star sebelum Park menjadi pelatih Vietnam.
Dendy membuktikan kemampuan dengan mencetak tiga gol dari enam kali tampil di Timnas Indonesia. Setelah mencetak gol ke gawang Curacao, Dendy juga mencetak dua gol pada Piala AFF kali ini.
Ngoc Hai yang berada pada usia emas adalah wakil kapten yang juga membuktikan tampil solid sebagai palang pintu Vietnam.
Selain pertemuan di kotak penalti Vietnam, tak menutup kesempatan pula Ngoc Hai dan Dendy berjumpa di kotak 16 Indonesia karena pemain klub Song Lam Nghe An itu doyan membantu Vietnam mencetak gol. Ngoc Hai sudah punya koleksi lima gol dan dua di antaranya dilesakkan ke gawang Indonesia.
(nva/har)