Kisah yang dialami Arema FC pada musim ini, setelah Tragedi Kanjuruhan, sejatinya bisa segera diatasi. Kisah masa lalu bisa menjadi cerminan.
Pada 2005, tepatnya sehari menjelang pertandingan babak delapan besar melawan Persija, Persebaya walk out. Saat itu isu keselamatan suporter menjadi alasan Bajol Ijo menolak bertanding.
Dampaknya Persebaya dinyatakan kalah dan akhirnya dihukum degradasi. Kendati jadi kisah pahit, manajemen Persebaya menganggap ini sebagai jalan terbaik untuk keselamatan suporternya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setahun berselang, giliran PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta menyatakan mundur dari kompetisi. Sikap ini diambil PSS dan PSIM setelah terjadi gempa di Yogyakarta dan sekitarnya pada 27 Mei 2006.
Alasan PSS dan PSIM saat itu ada simpati pada korban gempa dan infrastruktur yang rusak. Beruntungnya, tak lama setelah dua klub ini mundur, PSSI menyatakan tak ada promosi dan degradasi.
Dua kisah di atas sejatinya bisa menjadi cerminan. Setelah Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober, Arema diharapkan publik mengambil sikap untuk tidak ikut melanjutkan kompetisi.
Namun tidak demikian. Manajemen Arema tetap bersikukuh ingin melanjutkan kompetisi. Ini dianggap publik, utamanya fan sepak bola nasional, sebagai tindakan nirempati akan terjadi.
Karenanya muncul aksi penolakan atas Arema bermain di kota mereka. Kelompok suporter, satu per satu, membuat pernyataan tak sudi Arema menjadikan kotanya sebagai home base atau markas.
Selama sisa musim 2022/2023 Arema harus terusir dari Malang. Selain tak ada stadion yang dianggap layak, PSSI menjatuhkan sanksi larangan bertanding di Malang selama sisa kompetisi.
![]() |
Batasan kota yang boleh dijadikan markas Arema adalah sejauh 250 kilometer dari Malang. Dengan kata lain tim yang sahamnya dimiliki Iwan Budianto ini bisa bertanding di Jawa Tengah, Jawa Barat, atau DKI.
Dengan penolakan publik atas Arema FC ini, kerendahan hati pemilik Arema FC dinanti. Kericuhan dan kondisi keterpecahan ini selayaknya disudahi. Jika tidak, makin banyak dampak negatif tercipta.