ANALISIS

Mengukur Efektivitas TC Panjang Timnas U-20 yang Bikin Ribut

Abdul Susila | CNN Indonesia
Kamis, 02 Feb 2023 07:48 WIB
Pemusatan latihan (TC) panjang Timnas Indonesia U-20 jelang Piala Asia U-20 2023 memantik polemik, khususnya bagi Persija Jakarta.
Muhamma Ferarri jadi salah satu andalan Shin Tae Yong dan juga Persija. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Pola pemusatan latihan jangka panjang yang dilakukan Shin Tae Yong di Timnas Indonesia U-20 sejatinya bukan hal baru dan bukan pula sistem usang.

Hingga kini metode mengumpulkan pemain dalam satu lokasi dengan durasi yang lama masih dianggap jalan sukses. Tidak hanya bagi tim-tim semenjana seperti Indonesia, juga tim-tim mapan di Asia Timur dan Eropa.

Jepang misalnya, sempat melakukan pemusatan latihan di Spanyol pada akhir 2022. Pada November itu Young Samurai Blue berlatih tanding dengan Slovakia, Prancis, dan Spanyol di Pinatar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korea Selatan pun demikian. Menjelang Kualifikasi Piala Asia U-20 2023 misalnya, mereka melakukan pemusatan latihan di Portugal. Selama berada di negeri Cristiano Ronaldo itu mereka menggelar dua uji coba.

Inggris U-20 yang sudah menggenggam tiket lolos ke Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia pun sempat melakukan pemusatan latihan panjang. Itu terjadi pada Maret 2022 dan September 2022.

Pemusatan latihan pada Maret misalnya, hampir berlangsung satu bulan. Ini dilakukan menjelang Piala Eropa U-19 2022 yang menjadi sarana kualifikasi Piala Dunia U-20 2023. Metode TC panjang juga dipakai.

Hanya memang pemain-pemain yang tampil bersama klub papan atas Inggris tidak mengikuti TC sejak awal. Mereka baru dilepas klub beberapa hari menjelang kejuaraan yang berlangsung pada 18 Juni hingga 1 Juni 2022.

Pola komunikasi pun berjalan dengan baik. Federasi melakukan lobi ke klub agar pemain yang dibutuhkan negara bisa dilepas. Hal inilah yang dirasa Persija tak dilakukan PSSI untuk TC jelang Piala Asia U-20 2023.

Banner Testimoni

Dengan kata lain, apa yang dikeluhkan Persija ada benarnya. Pola federasi, sebagai perwakilan Shin Tae Yong yang memegang kendali Indonesia U-20, selayaknya diubah agar tidak melahirkan konflik.

Apalagi ada fakta performa pemain yang dipanggil ke Timnas tampil moncer bersama klub. Tanpa mengecilkan peran klub, hasil gemblengan Shin Tae Yong di Timnas Indonesia terbukti menghasilkan gaya main yang baik untuk klub.

Sebaliknya, pemain-pemain yang rutin tampil bersama klub belum tentu memuaskan jajaran pelatih Timnas. Namun tak bisa dimungkiri juga klub kerap dikecewakan, karena pemain andalannya dipanggil tetapi tak dimaksimalkan.



(sry)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER