ANALISIS

Arsenal vs Man City: Misi Gajah Tetap Berada di Puncak Pohon

Surya Sumirat | CNN Indonesia
Rabu, 15 Feb 2023 09:30 WIB
Dalam sedekade terakhir, Arsenal diibaratkan seperti gajah di puncak pohon. Sesuatu yang hampir pasti bakal jatuh. Sejauh mana mereka bisa bertahan musim ini?
Arsenal kerap gagal juara setelah menempati puncak klasemen selama beberapa pekan. (Action Images via Reuters/MATTHEW CHILDS)

Setelah juara Premier League untuk kali terakhir pada 2003/2004, Arsenal seperti dihantui dengan penurunan performa pada putaran kedua.

Kerap menjadi pemuncak klasemen hingga pertengahan musim, lalu turun dan gagal juara pada pertengahan putaran kedua.

Kondisi itu membuat Arsenal jadi bulan-bulanan suporter rival. Mereka menganggap Arsenal layaknya gajah yang berada di puncak pohon. Sesuatu yang tidak terduga, tetapi bisa jatuh kapan saja dengan tiba-tiba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Situasi tersebut bisa terjadi pada musim ini. Sejauh ini Arsenal bertahan di puncak klasemen dalam delapan pekan beruntun, atau total selama 13 pekan sejak awal musim.

Akan tetapi dalam dua laga terakhir The Gunners kehilangan lima poin, atau hanya meraih satu poin usai ditahan Brentford 1-1 pada laga sebelumnya.

Sebelum imbang dengan Brentford, Arsenal dikejutkan Everton yang menang 1-0 di Goodison Park. Dua kali gagal menang itu dianggap sebagai sinyal Arsenal bisa makin tergelincir.

Dengan begitu bayang-bayang sebutan 'gajah yang bisa tiba-tiba jatuh kapan saja' berpotensi jadi kenyataan. Potensi itu terlihat lantaran lawan yang dihadapi Arsenal kali ini adalah Manchester City, si rival paling dekat.

Jika mengalahkan Arsenal, Man City akan menguasai puncak klasemen Liga Inggris. Gagal menang dalam tiga laga beruntun akan jadi rekor terburuk Arsenal pada musim ini.

Banner Testimoni

Apabila kembali gagal menang dan bahkan kalah, tanda-tanda keterpurukan Arsenal bisa makin menjadi.

Setidaknya terdapat enam momen, setelah juara pada 2003/2004, yang jadi rapor buruk Arsenal kehilangan gelar juara usai jadi pemuncak klasemen selama beberapa pekan.

Pada musim 2004/2005 ketika menyandang status juara bertahan, Arsenal di posisi teratas selama 11 pekan sejak awal musim, tetapi pada akhir musim jadi runner up.

Kondisi serupa terulang pada 2007/2008 ketika di posisi puncak hingga pekan ke-28, namun langsung tergelincir ke posisi keempat setelah gagal menang dalam lima pertandingan beruntun, empat kali imbang dan sekali kalah.

Arsenal juga jadi pemuncak klasemen dalam tiga pekan pertama pada 2009/2010, namun lambat laun menurun ke posisi kedua, dan berakhir di peringkat ketiga.

Di musim 2013/2014 Arsenal di posisi teratas dan menjadi penantang gelar juara setelah bertahan selama 18 pekan hingga matchday ke-24.

Tetapi kekalahan dari Liverpool 1-5 dan imbang dengan Manchester United 0-0 sebagai dua pesaing terdekat pada musim itu membuat Arsenal kehilangan gelar juara.

Musim 2016/2017 terasa seperti 2009/2010 bagi Arsenal. Di puncak klasemen selama empat pekan pada pertengahan musim, tetapi kembali gagal usai hanya jadi runner up.

Melihat catatan negatif itu Arsenal seperti dihantui 'kutukan' gagal juara Liga Inggris. Arsenal layak belajar dari pengalaman buruk tersebut jika tidak ingin kembali 'jatuh' pada lubang yang sama.



(jal)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER