5 Pekerjaan Besar Ketua PSSI Erick Thohir

CNN Indonesia
Kamis, 16 Feb 2023 20:12 WIB
Sedikitnya ada lima pekerjan besar yang menanti Erick Thohir setelah resmi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027.
Erick Thohir diharapkan bisa membawa perubahan besar di PSSI. (ANTARA FOTO/BUDI CANDRA SETYA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dengan agenda pemilihan pengurus periode 2023-2027 menghasilkan Erick Thohir sebagai ketua umum. Berikut pekerjaan rumah yang sudah menanti Erick.

Selama periode kepengurusan Mochamad Iriawan pada 2019-2023, terkendala sejumlah situasi. Pandemi Covid-19 selama hampir dua tahun membuat program kerja Iriawan tidak berjalan dengan lancar.

Janji politik Iriawan untuk memberi subsidi ke klub Liga 1 sebesar Rp15 miliar semusim, tidak terwujud. Ambisi pria yang akrab disapa Iwan Bule untuk membangun training center pun tidak terwujud.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini PSSI dalam asuhan pengurus baru. Harapan publik ada perbaikan besar agar sepak bola Indonesia membaik. Tidak hanya soal prestasi Timnas Indonesia tercipta, tetapi juga soal kompetisi sebagai industri.

Berikut ini lima pekerjaan rumah pengurus PSSI periode 2023-2027 yang dirangkum CNNIndonesia.com dari observasi selama masa kepengurusan Iriawan.

1. Mimpi Kompetisi Industri

Dari musim ke musim persoalan Liga Indonesia tak jauh dari persoalan jadwal kompetisi. Jadwal biasanya diumumkan hanya beberapa pekan menjelang kick off. Sudah begitu izin keramaian sulit keluar.

Setelah Tragedi Kanjuruhan yang menelan 135 korban jiwa, izin semakin sulit didapat. Jadwal kompetisi yang telah ditetapkan PT Liga Indonesia Baru selaku operator pun sering mengalami perubahan.

Karenanya PSSI punya tugas membuat dan menjamin jadwal kompetisi bisa dijalankan dengan baik. PSSI harus bisa meyakinkan polisi bahwa izin harus diberikan dan tinggal urusan tingkat pengamanannya yang dikawal.

Pada saat yang sama Liga 2 tidak bisa berjalan dengan maksimal. Jumlah pertandingan kompetisi kasta kedua sangat minim dan tidak standar FIFA, yakni minimal 30 laga dalam semusim. Liga 2 pun belum laku dijual.

2. Perbaikan Kompetisi Usia Muda

Sejak dari era kepengurusan Edy Rahmayadi PSSI sudah menggulirkan Elite Pro Academy dari usia 15 hingga 19. Hanya saja jumlah kompetisi yang dipertandingkan sangat minim dan seperti sekadar ada.

Kekurangan biaya menjadi kendala. Sudah sebegitu belum semua klub kasta tertinggi punya tim usia muda. Sejumlah tim baru membentuk tim usia saat ada kompetisi lantas membubarkannya seusai liga.

Kondisi klub yang tidak punya tim usia muda ini terkait dengan fakta klub tidak punya lapangan latihan sendiri. Sejumlah klub belum menjadikan tim usia muda sebagai kewajiban sebuah tim profesional.

Hal sama berlaku untuk kompetisi sepak bola putri. Kompetisi dengan kondisi ala kadarnya sempat bergulir pada 2019, tetapi sama sekali tak berjalan selama era Iriawan menjabat sejak akhir 2019.

Baca di halaman berikutnya>>>

Perbaikan Kualitas Wasit Jadi Sorotan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER