Kegagalan Liga Super China dan Impian Xi Jinping yang Hilang

CNN Indonesia
Minggu, 09 Apr 2023 15:05 WIB
China memiliki mimpi menjadi negara sepak bola terkuat di dunia. Mimpi itu kini diuji dengan keruntuhan Liga Super China.
Presiden Xi Jinping memiliki mimpi China menjadi sepak bola adidaya. (AFP/PETER MUHLY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Setelah lebih dari satu dekade, mimpi Presiden Xi Jinping agar sepak bola China jadi salah satu kekuatan dunia masih jauh dari kenyataan.

Pada 2011, atau satu tahun sebelum menjadi presiden, Xi Jinping memiliki harapan mengubah China yang awalnya negara kecil sepak bola menjadi adidaya.

Xi Jinping menerapkan tiga tahap untuk timnas China, mulai dari lolos ke Piala Dunia, menjadi tuan rumah Piala Dunia, hingga memenangkan Piala Dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2016, Asosiasi Sepak Bola China menargetkan sepak bola mereka menjadi salah satu kekuatan dunia pada 2050 mendatang. Dikutip dari CNN, hanya sedikit pihak yang meragukan tekad Xi Jinping tersebut.

Salah satu cara China mencapai target tersebut adalah menggelontorkan banyak uang merekrut pemain-pemain top dunia ke klub-klub Liga Super China (CSL). Para pemain asing itu mendapatkan bayaran menggiurkan dari klub CSL.

Sebagian adalah pemain yang memiliki sisa karier setelah gemilang di Eropa, sisanya masih dalam usia produktif. Dana klub tersebut bersumber dari konglomerat dan pengembang yang berafilisasi dengan negara.

Mantan bintang Shakhtar Donetsk, Alex Teixeira direkrut dengan kontrak US$54 juta atau setara dengan Rp806 miliar bersama Jiangsu Suning pada 2016. Rekan satu negaranya Hulk mendapat kontrak US$60 juta bersama Shanghai SIPG.

Sementara itu bintang Chelsea Oscar dapat kontrak lebih tinggi, US$65 juta saat gabung Shanghai. Angka tersebut membuat Oscar jadi pemain asing dengan kontrak paling tinggi di CSL.

Kontrak-kontrak 'gila' itu membuat CSL menyaingi liga-liga top Eropa. Pada musim 2015/2016, sebanyak US$451 juta dihabiskan China untuk transfer pemain. Jumlah tersebut membuat CSL masuk ke dalam lima besar liga dengan pembelanjaan terbesar di dunia.

Akan tetapi menjanjikan bayaran tinggi untuk pemain asing tidak juga membuat sepak bola China sepenuhnya berhasil. Jangankan berbicara di dunia, menyaingi Iran, Jepang, Arab Saudi, hingga Korea Selatan di Asia juga masih sulit.

Sejak ikrar Xi Jinping pada 2011 hingga saat ini, prestasi terbaik timnas China masihlah runner up Piala Asia 2004. Negeri Tirai Bambu itu juga belum lagi lolos ke Piala Dunia setelah terakhir kali pada 1957.

Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>

Angan-angan Xi 'Dihajar' Covid

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER