Timnas Indonesia U-22 akan menjalani laga ujicoba jilid kedua melawan Lebanon, Minggu (16/4) mendatang. Menghindari kesalahan yang sama adalah cara keluar dari jurang nestapa.
Di laga pertama, Jumat (14/4), skuad Garuda Muda melakukan beberapa 'dosa' kontra Lebanon. Satu hal yang paling disorot adalah kualitas penyelesaian akhir ketika mendapat peluang.
Kemudian masalah lain adalah konsentrasi pemain yang dinilai tak sesuai harapan. Pelatih Timnas Indonesia U-22 Indra Sjafri pun menyadari hal ini. Selepas laga, pelatih asal Pesisir Selatan, Sumatera Barat itu membenarkan ketajaman dan fokus jadi masalah utama kekalahan 1-2 dari Lebanon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana tidak, eksplositivitas yang begitu terasa di awal laga perlahan menyusut seiring berjalannya waktu. Itu terlihat dalam rapor babak pertama ketika Indonesia mencatat total tujuh tendangan yang dua di antaranya tepat sasaran, berbanding dengan empat sepakan dan satu shot on goal milik Lebanon.
Di paruh pertama pun tuan rumah merekam 56 persen penguasaan bola dengan total 241 operan, sedangkan Lebanon hanya bisa membukukan 180 operan. Ini membuktikan Indonesia lebih dominan di awal laga.
Sebab setelah wasit meniup peluit panjang, terlihat jelas kebangkitan Lebanon karena bisa menyeimbangkan penguasaan bola hingga 50 persen. Kemudian tim asuhan Miguel Moreira itu menggoreskan total 14 tendangan dengan tujuh sepakan mengarah ke gawang.
Aspek konsentrasi yang disinggung Indra Sjafri nampak jelang akhir babak kedua. Indonesia memang sukses mencetak gol lebih dulu meski berkat blunder pemain lawan di menit ke-84. Namun sisa enam menit waktu normal dan enam menit waktu tambahan gagal dimaksimalkan oleh Rizky Ridho dan kawan-kawan untuk mempertahankan keunggulan.
Akibatnya Lebanon sukses menjebol gawang lewat Mohamed Mahdi Sabbah di menit ke-90. Petaka semakin menjadi kala Mohammad Nasser membawa timnya berbalik unggul di menit ke-96.
Kebobolan di akhir laga merupakan buntut dari sederet 'dosa' yang dilakukan seperti yang disebut Indra Sjafri dan nampak di layar kaca. Selain fokus dan ketajaman, kesalahan dalam mengoper juga kerap terjadi ketika sedang membangun serangan.
Indra Sjafri hanya punya jeda waktu satu hari untuk mengoreksi apa-apa saja yang perlu dibenahi oleh para pemain. Meski berstatus ujicoba, rangkaian pertandingan ini sejatinya perlu dianggap sebagai laga sesungguhnya untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan tim.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>