Taufik: Lebih Baik Bayar Denda Dibanding Terpaksa Dikirim ke Turnamen

CNN Indonesia
Rabu, 03 Mei 2023 16:09 WIB
Taufik Hidayat mengingatkan pemain dan PBSI untuk tidak memaksakan diri mengikuti turnamen bila memang tidak dalam kondisi siap. (AFP/GOH CHAI HIN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Legenda badminton Indonesia, Taufik Hidayat menilai lebih baik tidak mengirim pemain yang tidak siap ke sebuah turnamen meskipun hal tersebut berarti harus ada denda yang dibayar.

Taufik menganggap bahwa tiap pemain yang berangkat ke sebuah turnamen BWF harus disertai kewajiban bahwa mereka sudah benar-benar dalam kondisi siap. Hal tersebut juga demi kebaikan atlet lantaran ada risiko besar di tiap keberangkatan, termasuk siap menghadapi kritikan.

Namun dalam aturan BWF saat ini, para pemain elite yaitu 15 pemain teratas di nomor tunggal dan 10 pemain teratas di nomor ganda alias pemain yang masuk kategori Top Committed Player punya sejumlah kewajiban untuk mengikuti turnamen, yaitu 4 turnamen Super 1000, 6 turnamen Super 750, dan 2 dari 9 turnamen Super 500.

Bila seorang atlet yang masuk top committed players tidak bisa memenuhi kewajiban mengikuti turnamen wajib, ada denda US$5.000 yang harus dibayar. Denda itu tak berlaku bila atlet tersebut tak bisa ikut turnamen karena cedera.

"Kalau dia buang US$5.000 [denda tak ikut turnamen wajib] untuk pertandingan lain yang bisa didapat US$20 ribu? Daripada atlet jadi bully-an orang karena atletnya tidak siap tetapi ikut turnamen karena [menghindari] denda US$5000?" ucap Taufik.

Dalam pandangan Taufik, denda dari BWF memang sudah merupakan suatu kewajiban lantaran telah tertuang di aturan. Namun dari sudut pemain dan PBSI, mereka harus pintar-pintar mengatur ritme pemain dalam keikutsertaan dalam sebuah turnamen.

Salah satu yang lazim terjadi adalah pemain papan atas memilih absen di turnamen untuk level Super 500 ke bawah ketika mereka hanya diwajibkan mengikuti dua turnamen dari sembilan yang diselenggarakan. Namun Taufik menilai saat pemain tidak siap tampil di turnamen level atas, mereka juga tidak perlu dikirim hanya demi menghindari denda.

"Tidak usah dipikirin masalah denda US$5 ribu, itu sudah suatu kewajiban dari keputusan BWF. Jangan berat,'Oh saya harus ikut, kalau tidak harus bayar US$5.000'. Ada duit kok, bayar saja."

"Ngapain mikir US$5000. Tiket hotel berapa? Tiket pesawat berapa? [Bila tetap berangkat]. Anggap saja uang hilang. Jangan jadi satu alasan memaksa ikut pertandingan gara-gara tidak mau didenda," tutur Taufik.

Hal lain yang diingatkan oleh Taufik adalah perihal kondisi badan yang sedang tidak 100 persen bugar. Karena itu atlet harus bisa jujur saat menilai diri sendiri.

"Yang kita takuti dulu selalu cedera. Dulu saya memang ketika di satu pertandingan merasa tidak yakin, memilih tidak pergi. Tidak mau pergi jalan-jalan, untuk ikut-ikutan doang," tutur Taufik.

Top Committed Player saat ini dihitung dari posisi 15 besar di nomor tunggal dan posisi 10 besar di nomor ganda menurut ranking 15 November 2022.

Sedangkan tambahan Top Committed Player untuk paruh kedua tahun 2023 akan dihitung pada ranking per 4 Juli 2023.



(ptr/nva)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK