Atlet Tanpa Emas Olimpiade di BWF Hall of Fame Tak Cuma Lee Chong Wei
Perdebatan kelayakan Lee Chong Wei masuk dalam daftar BWF Hall of Fame mencuat lantaran atlet asal Malaysia itu tak memiliki emas Olimpiade hingga gantung raket.
Lee adalah salah satu legenda badminton dunia yang merajai berbagai kejuaraan internasional, namun atlet kelahiran Bagan Serai, Perak, itu tak pernah tampil jadi juara ketika tampil di ajang besar seperti Olimpiade atau Kejuaraan Dunia.
Sosok yang pernah menduduki puncak ranking tunggal putra dunia itu bukan tak pernah mencapai partai perebutan medali emas pada Olimpiade. Tercatat tiga kali Lee masuk final, namun tiga kali pula pemain yang debut pada tahun 2000 itu kalah.
Pada 2008 dan 2012, Lee kalah dari Lin Dan. Sementara pada 2016, kekalahan dari Chen Long ibarat laga yang menegaskan bahwa Lee tak ditakdirkan menjadi juara Olimpiade.
Dalam deretan nama yang masuk dalam penerima penghargaan BWF Hall of Fame, tak cuma Datuk Lee saja yang gagal menyabet medali emas Olimpiade.
Di antara jajaran nama pemain yang aktif di saat badminton mulai menjadi olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade pada 1992, terdapat setidaknya enam pemain yang tak memiliki gelar pada ajang olahraga empat tahunan tersebut.
Terdapat empat pemain China yakni Huang Sui, Li Yongbo, Tian Bingyi, dan Ye Zhaoying. Selain itu terdapat pula satu pemain Denmark Thomas Lund, dan seorang mantan andalan Korea Selatan Ra Kyung Min.
Hanya saja dibanding Lee, enam pemain tersebut memiliki catatan pernah menempati posisi juara pada Kejuaraan Dunia atau Piala Dunia.
Lee menjadi salah satu sosok yang menjadi nama baru pada BWF Hall of Fame 2023 bersama Lin Dan. Dalam keterangan resminya, BWF menjelaskan pemilihan Lee dan Lin Dan ke dalam Hall of Fame lantaran dominasi keduanya di sektor tunggal putra pada era 2000-an.
"Keduanya merupakan pemain tunggal putra paling dominan di generasinya. Setelah memulai karir internasional senior mereka di awal 2000-an, Lee dan Lin mempertahankan kehadiran mereka di permainan hingga pensiun pada 2019 dan 2020."
"Ukuran dominasi adalah bahwa di antara mereka, mereka tampil total di lima final Olimpiade dan 10 Kejuaraan Dunia BWF. Lee dan Lin mencetak beberapa rekor selama karir panjang mereka," tulis BWF.
Lee pensiun dengan 477 gelar BWF Superseries/World Tour dan menduduki posisi puncak daftar atlet tunggal putra dunia selama 349 pekan.
Mengacu laman resmi BWF, Hall of Fame adalah sebuah kegiatan non-profit yang bertujuan menginspirasi atlet bulutangkis dan mulai diberikan pada 1996.
Gelar itu diberikan kepada atlet atau terkadang pengurus badminton. Kiprah atlet atau pengurus, terutama yang dianggap berpengaruh bagi negaranya, jadi pertimbangan.
"Kriteria pemilihan adalah: Hasil dan prestasi luar biasa selama karier bermain, kontribusi yang signifikan di luar dan di dalam lapangan dan contoh teladan," sambung pihak BWF.
(nva/rhr)