Terdapat kelemahan yang diperlihatkan Timnas Indonesia ketika menahan imbang Palestina dalam laga FIFA matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Rabu (14/6) malam.
Hasil imbang melawan negara dengan peringkat yang jauh lebih baik menjadi torehan positif bagi skuad Garuda. Di sisi lain, tetap ada perbaikan yang harus dilakukan guna meningkatkan level Timnas Indonesia.
Sepanjang laga 2x45 menit, Indonesia dan Palestina memiliki momen-momen terbaik hingga kritis. Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan memulai pertandingan dengan start yang cukup moderat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah bola sempat akrab masuk ke kotak penalti Indonesia pada sekitar menit 10 hingga 15, Indonesia kemudian balik menggedor Palestina.
Serangan tim Merah Putih yang cukup membahayakan gawang lawan tak konsisten berlanjut pada babak kedua. Palestina malah mencoba melakukan serangan balik yang hasilnya juga tak mengubah angka di papan skor.
Berikut tiga kelemahan Indonesia pada saat bermain imbang melawan Palestina:
1. Penyelesaian Peluang
Masalah ini bukan hal baru, namun belum kunjung ditemui obatnya. Dalam laga semalam setidaknya ada 12 peluang yang dibuat Timnas Indonesia. Tidak ada satupun yang berujung gol.
Bergantian Dimas Drajad, Marselino Ferdinan, Rafael Struick, Yakob Sayuri melepaskan tembakan, namun gol yang dicari tak kunjung datang hingga peluit akhir menandai laga bubar.
Mulai terlihat bagaimana Indonesia membangun serangan. Dimulai dengan menarik pemain lawan maju melakukan pressing, kemudian bola dialirkan secara cepat hingga menghasilkan peluang. Cara lain yang digunakan untuk menembus pertahanan Palestina adalah melakukan umpan panjang dan memanfaatkan kecepatan pemain Indonesia.
Serangan Indonesia bisa terlihat, hanya saja hasilnya yang belum memuaskan.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya >>>