Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengingatkan PT Liga Indonesia Baru (LIB) akan adanya sabotase penggunaan VAR di Liga 1.
Salah satu bentuk sabotase yang mungkin dijalankan yakni terkait koneksi internet. Pasalnya Erick menilai tidak menutup kemungkinan akan ada sabotase dari pihak yang tak suka.
"Bagaimana kalau WiFi mati? Kan, bisa disabotase. Bagaimana nasib pertandingannya? Saya bilang berhentiin. Karena sabotase di lapangan selalu terjadi, yang tidak ingin sepak bola Indonesia maju," kata Erick.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menuju penggunaan video assistant referee (VAR) di Liga 1, PSSI mulai melakukan pelatihan pada 20 Juni. Dengan kata lain akan ada wasit yang mulai diarahkan bertugas di ruangan dan bukan di lapangan.
"Mereka akan menjadi bagian training enam bulan pertama. Liga (LIB) sudah propose, tanggal 20 sudah mulai latihan, karena percuma ada VAR tidak bisa mencet-mencetnya," ujarnya.
Dari ratusan wasit yang ikut seleksi, hanya 52 yang dinyatakan lolos dan hanya 18 yang ditetapkan layak memimpin Liga 1. Ini terobosan baru yang dilakukan PSSI sebelum dimulainya liga.
Biasanya PSSI hanya menggelar penyegaran wasit. Kebugaran wasit dites dan ada workshop membahas regulasi kompetisi. Namun biasanya tak diumumkan berapa dan siapa wasit yang lolos.
Kini PSSI menetapkan 18 wasit layak memimpin Liga 1 dari 52 yang dinyatakan lolos. Mereka lolos setelah dinilai dua instruktur wasit asal Jepang dan delapan instruktur wasit nasional.
Ada tiga tes yang dijalani wasit, yaitu video test berupa analisis insiden berdasarkan law of the games (LOTG) sebesar 20 persen, tes LOTG 20 persen, dan tes fisik standar FIFA sebesar 60 persen.
Karena ketatnya tes kali ini, Erick meminta publik tidak mencemooh wasit. Erick yakin perlahan tapi pasti, dengan penanganan yang baik, kualitas wasit akan terus meningkat.
"Jadi saya mohon hasil seleksi ini bukan menjadi cemoohan, tapi menjadi introspeksi kita bersama, kita harus bisa lebih baik," kata Erick dalam jumpa pers di GBK Arena pada Kamis (22/6).
(abs/ptr)