Pengamat: Timnas Indonesia Belum Punya Nilai Jual di Luar Negeri
Pengamat sepak bola nasional Mohamad Kusnaeni menilai Timnas Indonesia belum punya cukup nilai jual untuk diundang tim lain ke luar negeri.
Ini karena Timnas Indonesia merupakan tim penghuni peringkat ke-149 FIFA. Dengan posisi seperti ini nilai jual Indonesia di mata negara lain kurang begitu kuat bagi penonton.
Karenanya pula agenda Timnas Indonesia selama FIFA Matchday dianggap lebih tepat di dalam negeri. Untuk kalender internasional September misalnya, main di kandang dianggap masih jadi pilihan.
"Kebutuhan tandang itu benar penting, tetapi kalau tandang, kan tim kita harus punya nilai jual juga. Kita memang punya nilai jual untuk diundang Jepang atau Korea Selatan?" kata Kusnaeni.
"Wajar kalau sekarang kita lebih banyak FIFA Matchday di kandang. Kalau mau main di luar paling ketemunya tim dari pasifik seperti Fiji, Vanuatu, atau ASEAN," ucapnya.
Lelaki yang biasa disapa Bung Kus ini mengatakan PSSI harus meningkatkan nilai Timnas Indonesia secara perlahan. Ketika sudah masuk 100 besar dunia, niscaya nilainya akan naik.
"Ini pelan-pelan. Kita harus naikin dulu level kita, sehingga punya daya tarik. Kalau sudah naik level kita akan punya daya tarik untuk diundang main di negara lain," ujar Kusnaeni.
Untuk persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2024 yang bermain bakal main tandang, bisa disiasati dengan pemusatan latihan. Berharap diundang lawan untuk saat ini disebut belum menguntungkan.
"Main di dalam negeri, di Indonesia itu memang wajar karena kita punya suporter yang fanatik. Kalau Indonesia main di Maladewa, belum tentu juga penuh penontonnya. Fanatismenya beda," katanya.
"Kalau di kita kan namanya Timnas itu urusannya beda. Itu mengapa pertandingan di dalam negeri jadi pilihan rasional. Kalau saran saya main tandang menjelang Piala Asia, bukan di ajang FIFA Matchday."
(abs/jun)