Makna Sportswashing yang Dituduhkan ke Saudi, Sejarah, dan Contohnya

CNN Indonesia
Minggu, 25 Jun 2023 10:20 WIB
Transfer jor-joran yang dilakukan klub-klub Arab Saudi pada musim ini membuat negara tersebut dituduh melakukan sportwashing. Apa definisi sportwashing?
Transfer besar Liga Aab Saudi membuat negara tersebut dituduh melakukan sportwashing. (AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Legenda Liverpool Jamie Carragher membawa-bawa istilah sportswashing ketika marah-marah mendengar kabar Arab Saudi ingin membeli pemain Eropa. Berikut definisi sportswashing, sejarah, dan contohnya.

Dalam penjelasan ensikopedia Britannica, sportswashing adalah sebuah tindakan dari individu, pemerintah, korporasi, atau sebuah kelompok untuk membersihkan reputasi pihak tertentu yang tengah dilanda skandal.

Istilah sportswashing adalah gabungan dua kata dari 'Olahraga' dan 'Mencuci'. Secara harfiah arti dari sportswashing adalah membersihkan dan menjaga nama baik pihak tertentu melalui olahraga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sportswashing dipercaya mulai populer pada 2015 setelah pengumuman negara tersebut bakal menggelar balapan F1 pertama pada 2016 lalu. Setelah itu kota Baku di Azerbaijan juga menjadi arena beberapa ajang penting seperti final Liga Europa 2019 dan hingga fase grup dan perempat final Euro 2020.

Kritik deras mengarah ke Azerbaijan karena negara itu ditengarai melakukan berbagai kejahatan hak asasi manusia mulai dari konflik bersenjata hingga masalah hak-hak pekerja.

Cikal-bakal sportswashing dipercaya sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu ketika Italia menggelar Piala Dunia 1934 di bawah pemerintah fasis Benito Mussolini dan pemerintah Nazi Jerman mengadakan Olimpiade 1936.

Gelaran Piala Dunia 2018 juga tak lepas dari kritik deras ihwal sportswashing seiring dengan kepemimpinan Vladimir Putin di Rusia. Begitu juga dengan Piala Dunia 2022 di Qatar saat publik menyorot jumlah pekerja migran yang tewas selama pembangunan stadion.

Belakangan, giliran Carragher membawa istilah sportswashing untuk menyampaikan kritik terhadap Arab Saudi. Liga Saudi dianggap sporadis membeli pemain bintang dengan harga selangit, termasuk rencana pembelian Bernardo Silva dari Manchester City ke Al Hilal.

"Bernardo Silva [28 tahun] sedang dalam puncak performa dan salah satu pemain terbaik di Eropa dalam lima tahun terakhir," tulis Carragher dikutip dari Daily Mirror.

Pemerintah Kerajaan Saudi yang terafiliasi dengan klub-klub Liga Arab lebih dulu sudah mendatangkan Cristiano Ronaldo ke Al Nassr. Kemudian Al Ittihad merekrut Karim Benzema dan N'Golo Kante.

Bintang-bintang Chelsea seperti Hakim Ziyech hingga Edouard Mendy juga dikaitkan pindah ke Arab Saudi. Konglomerat Arab Saudi yang menguasai Newcastle United juga dihubungkan dengan mega transfer pemain AC Milan Sandro Tonali.

Langkah gila-gilaan Saudi ditengarai sebagai bagian dari sportswashing mengingat negara tersebut beberapa kali disorot karena masalah penegakan hukum dan hak asasi manusia.

[Gambas:Video CNN]



(ikw/sry)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER