ANALISIS

Wajah Segar dan Sangar Indonesia di Pekan Pertama Liga 1 2023/2024

Abdul Susila | CNN Indonesia
Selasa, 04 Jul 2023 19:24 WIB
Sepak bola Indonesia terlihat lebih segar dalam wajah agak sangar dengan intonasi yang belum gempar pada pekan pertama Liga 1 2023/2024.
Penyerang Dewa United Egy Maulana Vikri kawal striker Arema Muhammad Rafli. (Dok LIB)

Egy Maulana Vikri yang musim sebelumnya tampil jeblok bersama Dewa United sepulang dari perantauan di Eropa, kini mulai bangkit di Liga 1.

Pemain yang akan genap 23 tahun pada 7 Juli mendatang ini membantu Dewa United menang 1-0 atas Arema FC. Aksi-aksi Egy terlihat gemilang lagi dan sentuhannya terasa matang kembali.

Sebaliknya Witan Sulaeman, yang juga baru pulang dari perantauan di Semenanjung Balkan, belum menemukan sentuhan terbaiknya. Pemain Persija ini seperti baru mengeluarkan 65 persen dari total kemampuannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Witan dan Egy hanyalah contoh kecil. Ada banyak nama yang bisa disebutkan untuk menggambarkan bagaimana Liga 1 2023/2024 membuat atlet kembali bekerja keras agar mendapat pentas di kompetisi.

Amiruddin Bagus Kahfi, yang sempat dilupakan saat mencoba peruntungan di Yunani musim lalu misalnya, terlihat segar di Barito Putera. Sentuhan Rahmad Darmawan akan menjadi kunci kembalinya.

Jajaran tim pelatih Timnas Indonesia pun terlihat memantau pertandingan Liga 1 musim ini di stadion. Ini menjadi semacam sinyal bahwa semua bakat terbaik Indonesia sedang dipantau.

Pada September nanti akan ada kalender internasional FIFA Matchday, sehingga beberapa mungkin saja dipanggil. Tak peduli itu muda atau tua, kans sama-sama terbuka untuk dipanggil.

Namun, secercah harapan yang manis dari bergulirnya Liga 1 2023/2024, setelah melewati musim pahit dengan Tragedi Kanjuruhan yang menelan 135 korban jiwa, niscaya sirna jika kebiasaan lama dibiarkan.

Atmosfer yang positif dari pekan pertama Liga 1 2023/2024 sekiranya terus ditingkatkan PSSI. Perubahan jadwal jangan sampai terulang kembali seperti dialami Persija.

Tak kalah penting, gemuruh yang dibuat suporter harus diperhatikan serius. Jangan sampai benih-benih benci membesar yang akhirnya dirawat sejumlah orang untuk merusak situasi yang kondusif.

Ingat, ini tahun politik. Sejarah membuktikan, sepak bola Indonesia selalu bisa jadi lahan empuk perseteruan dan perpecahan. Ini tugas PSSI meruwat kondisi ingar-bingar yang masih sumir.



(rhr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER