Viktor Axelsen tak merasa ada yang salah dengan pernyataannya yang menyinggung soal pencairan prize money oleh Badminton World Federation (BWF).
Bersamaan dengan protes Axelsen soal denda terkait kewajiban hadir pemain yang masuk Top Committed Players saat cedera, Axelsen juga menyinggung soal prize money Indonesia Open yang belum sampai ke rekening atlet. Panpel Indonesia Open sendiri sudah mengirim prize money ke BWF pada 5 Juli.
Soal prize money, sorotan Axelsen bukan hanya pada Indonesia Open, melainkan skema BWF dalam proses pencairan prize money secara keseluruhan. Axelsen menyatakan pencairan prize money memang terlambat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua, terkait isu prize money. Bila saya salah bahwa prize money sering terlambat maka buktikan bahwa saya salah?" kata Axelsen dalam akun twitter miliknya.
Axelsen paham bahwa untuk sampai ke tangan pemain, ada sejumlah tahapan yang harus dilalui prize money. Mulai dari pembayaran panitia pelaksana ke BWF, lalu BWF ke Federasi tempat atlet bernaung dan kemudian Federasi menyalurkan ke atlet. Namun ia tetap tak bisa menerima fakta bahwa ada sejumlah keterlambatan pembayaran dalam beberapa tahun terakhir.
"Saya juga paham transfer antarnegara bisa memakan waktu beberapa hari hingga selesai, namun hal itu juga tidak bisa menjelaskan sejumlah keterlambatan pembayaran dalam beberapa tahun terakhir," ujar Axelsen.
Axelsen lalu memberikan saran pada BWF untuk lebih dulu menutupi pembayaran prize money ke atlet, alih-alih menunggu prize money disetorkan oleh panitia pelaksana turnamen. Dengan demikian, proses pencairan prize money ke tangan atlet bisa lebih tepat waktu.
"Bila kesejahteraan atlet sangat penting bagi kalian, mengapa BWF tidak memastikan pencairan prize money bagi atlet tepat pada waktunya, bahkan ketika kalian belum menerima uang tersebut dari panitia pelaksana?"
"Saya sudah melihat laporan tahunan kalian dan saya bisa melihat kalian punya modal yang cukup untuk memastikan atlet mendapatkan prize money tepat pada waktunya," kata Axelsen.
(ptr/har)