Kualifikasi Piala Dunia: Lawan Ringan, Tanggung Jawab Besar Indonesia
Gerbang pertama Timnas Indonesia menyongsong Piala Dunia 2026 adalah Brunei Darussalam. Lawan yang sejatinya terbilang ringan, tapi skuad Garuda tetap memikul tanggung jawab yang besar.
Berdasarkan hasil drawing putaran pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kamis (27/7), Indonesia bertemu Brunei, sesama wakil Asia Tenggara. Jarak peringkat yang cukup jauh menggiring prediksi publik, Brunei bukan masalah berarti.
Indonesia kini ada di tangga ke-150 peringkat dunia sedangkan Brunei di 190 sekaligus jadi tim Asia Tenggara terbawah kedua di atas Timor Leste. Berkaca dari ini saja sudah terbaca level lawan yang akan dihadapi.
Di atas kertas, Indonesia pun masih unggul jauh atas Brunei menyoal head to head. Masing-masing kubu sudah bertemu sebanyak 11 kali dan tujuh laga di antaranya berbuah kemenangan untuk skuad Garuda.
Brunei pernah dua kali imbang dan dua kali menang lawan Indonesia. Terakhir kali pasukan berjuluk Tebuan itu menang pada 1990 silam. Lalu sisanya dalam empat pertemuan terakhir, Indonesia menyapu bersih kemenangan.
Dari empat laga itu, Indonesia bahkan selalu menang minimal tiga gol tanpa pernah kebobolan. Kemenangan terbesar sepanjang sejarah Indonesia dengan Brunei terjadi pada pertemuan terbaru mereka di Piala AFF 2022 lalu saat laga berakhir dengan skor 7-0.
Berangkat dari modal ini, hasil drawing putaran pertama kualifikasi tentu menguntungkan Indonesia. Langkah menuju pesta sepak bola dunia jadi lebih ringan di fase awal.
Di satu sisi, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong perlu menaruh perhatian khusus pada jadwal skuad Garuda setidaknya di akhir 2023. Pasalnya, agenda padat sudah menanti anak asuhnya di ujung tahun ini.
Sebelum putaran pertama kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae Yong akan sibuk dengan Piala AFF U-23 (17-26 Agustus), Kualifikasi Piala Asia U-23 (6-12 September), dan FIFA Matchday (4-12 September).
Tanggung jawab STY menangani Timnas Indonesia U-23 secara tidak langsung menguji kemampuan manajerial pelatih asal Korea Selatan itu dalam mengelola pemain. Ia harus pintar-pintar memberi jatah seimbang soal skuad yang akan dikerahkan untuk masing-masing agenda.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>