Jakarta, CNN Indonesia --
Magis Lionel Messi masih berlanjut meski sudah pindah ke klub MLS Inter Miami. Kualitasnya masih mumpuni atau lawan-lawannya kini lebih mudah diatasi?
Sejak menjalani debutnya di Inter Miami, Messi langsung bersinar. Ia langsung muncul sebagai pahlawan kemenangan The Herons 2-1 atas Cruz Azul di Leagues Cup pada 22 Juli 2023.
Messi yang turun dari bangku cadangan di babak kedua langsung jadi pembeda. Tendangan bebas La Pulga di masa injury time membawa Inter Miami menang 2-1.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketajaman Messi berlanjut di laga berikutnya saat melawan Atlanta United. Kapten timnas Argentina itu mengemas dua gol kemenangan Miami yang berakhir dengan skor 4-0.
Selanjutnya, Messi juga tampil apik saat menghadapi Orlando City. Sebanyak dua gol berhasil dilesakkan Messi untuk mengantar Miami menang 3-1.
Terbaru, Messi lagi-lagi menggila bersama Miami. Eks Barcelona itu kembali jadi sorotan usai mencetak dua gol ke gawang FC Dallas di Toyota Stadium, Senin (7/8) pagi WIB.
Gol kedua Messi di menit ke-85 via tendangan bebas berhasil membuat skor 4-4. Hasil imbang tersebut memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti.
Miami pun berhasil keluar jadi pemenang drama adu penalti dengan skor 5-3. Messi juga sukses bikin gol di babak tos-tosan untuk memastikan klubnya lolos perempat final Leagues Cup 2023.
Total tujuh gol dan satu assist berhasil dikoleksi Messi di empat pertandingan awal bersama Miami. Memang seluruh gol tersebut terjadi di Leagues Cup.
Pemilik tujuh trofi Ballon d'Or tersebut memang belum menjalani debut di MLS, namun penampilan impresif di Leagues Cup sudah cukup membuktikan taji Messi belum habis.
Leagues Cup sendiri merupakan turnamen paruh kompetisi yang melibatkan klub-klub MLS dan Liga Meksiko. Tapi setidaknya kejuaraan tersebut juga diikuti sebagian klub-klub elite MLS tim terbaik Meksiko.
Performa apik Messi memunculkan perdebatan alot. Sebagian pihak menyebut magis Messi memang belum habis, namun segelintir orang menyebut level MLS yang di bawah rata-rata.
Striker legendaris asal Inggris, Wayne Rooney, yang pernah mencicipi karier DC United membantah MLS bakal jadi kompetisi yang ringan untuk Messi.
"Dia tak akan merasakan kemudahan di sini [MLS]. Kedengarannya gila, tetapi para pemain yang pernah datang merasa ini merupakan liga yang sulit. Bepergian dengan kota dan kondisi yang berbeda, serta ada banyak energi dan intensitas di lapangan," ujar Rooney dikutip ESPN.
Baca lanjutan artikel ini di halaman berikutnya>>>
Mantan pemain MLS Taylor Twellman menyebut kehadiran Messi seakan membuat mental pemain lawan hancur. Gol bunuh diri bek Dallas Marco Farfan jadi salah satu contohnya.
Twellman yang kini bekerja sebagai komentator MLS mulai membandingkan Messi dengan kisah legenda National Football League Tom Brady. Para pemain lawan seolah-olah tersihir ketika berhadapan dengannya.
"Ini sangat mirip dengan cerita di cabang olahraga lain. Ketika pemain terbaik datang, mereka memaksa Anda untuk melakukan hal-hal yang di luar nalar. Anda merasa tidak nyaman melakukannya," ujar Twellman.
"Dalam empat pertandingan saat Messi dimainkan, para pemain seakan melihat hantu karena Messi berada di tim lawan," kata Twellman menambahkan.
Kisah Messi di Inter Miami baru seumur jagung. La Pulga juga belum menjalani debut di MLS. Namun, performa 'gila' di empat pertandingan Leagues Cup bisa jadi modal positif untuk beradaptasi.
Kisah Cristiano Ronaldo di Liga Arab Saudi kiranya bisa dijadikan perbandingan. Rival Messi dalam perburuan Ballon d'Or itu tak lantas bisa meraih gelar bersama Al Nassr di musim pertamanya.
Musim lalu, Ronaldo juga gagal menjadi top skor bersama Al Nassr dengan torehan 14 gol di Saudi Pro League. Sebuah pencapaian yang biasa dari seorang legenda.
Terlebih Liga Arab Saudi juga tak sebanding dengan liga-liga top Eropa, yang semula jadi habitat Ronaldo dengan koleksi lima gelar Ballon d'Or.
Ronaldo memang sempat mengklaim Saudi Pro League saat ini lebih baik dari MLS. pernyataan itu tersiar setelah Messi resmi gabung klub MLS Inter Miami.
Kehadiran para pemain top Eropa baru-baru ini jadi indikatornya. Setelah Ronaldo gabung Al Nassr musim lalu, sederet pemain bintang mulai berdatangan mulai Karim Benzema, N'Golo Kante (Al Ittihad), hingga teranyar Sadio Mane (Al Nassr).
Namun faktanya, Team Form melansir MLS punya ranking lebih baik dari Saudi Pro League. Saat ini MLS berada di urutan ke-56, sedangkan Liga Arab Saudi justru stabil di peringkat ke-68.
 Tendangan bebas Lionel Messi bikin FC Dallas merana. (USA TODAY Sports via Reuters Con/Jerome Miron) |
Jika merujuk laman Football Ranking Fandom, MLS menduduki peringkat ke-37 atau dua tingkat dari Liga Arab Saudi yang berada di peringkat ke-39.
Meski demikian, ranking ini bisa berubah seiring pamor kompetisi dan prestasi klub-klub di dalamnya di ajang internasional.
Yang pasti, perdebatan tentang Messi dan Ronaldo sebagai pemain terbaik sepanjang masa masih layak diperdebatkan. Terlebih Messi kini berada di jalur positif yang didukung dua mantan rekan setimnya di Barcelona, Jordi Alba dan Sergio Busquets.
Sementara Ronaldo makin berambisi mengukir rekor barunya setelah Sadio Mane resmi gabung Al Nassr. Kehadiran mane diharapkan bisa memanjakan Ronaldo.
[Gambas:Video CNN]