Jakarta, CNN Indonesia --
Timnas Indonesia akan menghadapi Turkmenistan pada agenda FIFA Matchday September 2023. Terdapat peluang utak-atik posisi demi peringkat Indonesia bisa naik lagi.
FIFA Matchday jadi kesempatan emas skuad Garuda mendulang poin maksimal. Keputusan Indonesia hanya mengambil jatah satu pertandingan dari kalender yang tersedia harus dimaksimalkan.
Timnas Indonesia akan menjamu Turkmenistan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada Jumat (8/9) malam. Peluang memetik kemenangan bisa lebih besar lantaran Timnas Indonesia bertindak sebagai tuan rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudah selayaknya status kandang perlu dimanfaatkan. Belum lagi dengan kesempatan meraup poin signifikan jika berhasil menang lawan tim dengan peringkat lebih tinggi.
Saat ini Turkmenistan bertengger di posisi ke-138 sementara Indonesia tertahan di tangga ke-150. Misi meningkatkan peringkat layak diusung sekaligus jadi persiapan sebelum Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Indonesia perlu menaikkan peringkat usai sempat turun satu setrip dari urutan 149 ke 150. Padahal Indonesia melesat dari peringkat 175 ketika Shin Tae Yong memimpin. Tren positif peningkatan posisi sejak STY menangani Timnas Indonesia harus segera dikembalikan.
Akan tetapi, STY sedang mendapat ujian berat. Selain jadwal padat, badai cedera kini melanda Timnas Indonesia.
Sejauh ini ada empat pemain yang kondisinya tidak bugar. Mereka adalah Dimas Drajad, kemudian si kembar Yakob-Yance Sayuri, dan Shayne Pattynama.
Empat pemain yang tengah dapat kepercayaan STY itu tidak diganti dengan wajah baru. Namun STY mempromosikan tiga pemain Timnas Indonesia U-23 ke tim senior demi menambal lubang.
Tiga pemain yang sejatinya sedang menjalani persiapan Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 di Solo itu dibawa ke Surabaya. Mereka adalah Alfeandra Dewangga, Dony Tri Pamungkas, dan Dzaky Asraf.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Keputusan STY memanggil tiga pemain muda mengisyaratkan juru taktik asal Korea Selatan itu butuh pemain multitalenta. Kehilangan empat sosok penting mau tak mau membuat STY harus memutar otak.
Satu hal yang jadi sorotan adalah pengisi pos bek kiri usai Shayne Pattynama dipastikan absen bela Timnas Indonesia saat ini. Kemungkinan besar Asnawi Mangkualam bakal mengawal sisi kiri pertahanan skuad Garuda.
Penyebabnya adalah STY tidak memanggil Pratama Arhan agar bisa fokus di Timnas Indonesia U-23. Selain itu, Asnawi memiliki rekam jejak impresif sebagai bek kiri bersama timnya saat ini di Liga Korea, Jeonnam Dragons.
Dari 20 pertandingan terakhir yang dijalani oleh Asnawi, sebanyak sembilan pertandingan dipasang sebagai bek kiri. Dari jumlah itu, sebanyak lima laga Asnawi diberi tanggungjawab menyisir sisi kiri lapangan sebagai starter.
Berbekal situasi itu, akan jadi alasan logis jika STY memasang Asnawi jadi bek kiri. Lalu siapa yang akan jadi bek kanan?
Harapan jatuh pada pundak Sandy Walsh. Sejak resmi jadi WNI pada akhir 2022 lalu, pemain 28 tahun itu tak kunjung mencatat debut bersama Timnas Indonesia karena mengalami cedera. Beruntung selepas pulih, Sandy kembali jadi tumpuan bek kanan KV Mechelen dengan catatan tiga laga terakhir jadi starter beruntun.
Pun jika cedera Sandy kambuh lalu kembali gagal memperkuat skuad Garuda, masih ada Dzaky Asraf yang siap diberi kepercayaan atau kembali ke setelan awal dengan memasang Asnawi dan memanfaatkan Dony Tri di bek kiri.
[Gambas:Photo CNN]
Kondisi lain yang turut jadi perhatian adalah lini depan. Absennya Dimas Drajad otomatis membuat opsi penyerang murni kini tinggal Dendy Sulistyawan dan Aji Kusuma.
Dendy dan Aji sama-sama belum mencetak gol di Liga 1 musim ini. Kendati demikian, Dendy yang disebut cocok dengan racikan strategi STY dan Aji Kusuma dengan karakter kerja kerasnya dapat jadi momok lawan di depan gawang.
Itu pula yang bisa jadi alasan STY tidak memanggil striker pengganti untuk Timnas Indonesia. Ilija Spasojevic yang pernah dipanggil untuk menambal pemain cedera kini tak disertakan lagi, meski striker 35 tahun itu cukup moncer dengan empat gol dari 10 laga untuk Bali United.
Stok tipis striker murni membuka opsi STY memakai penyerang 'palsu' saat melawan Turkmenistan. Deretan pemain non striker murni seperti Stefano Lilipaly, Egy Maulana Vikri, dan Saddil Ramdani bisa jadi pilihan juru gedor.
Coba-coba dalam meracik strategi bukan hal asing bagi STY dan tak jarang berakhir positif. Di samping itu, target memetik kemenangan harus jadi yang utama bagi Timnas Indonesia.
[Gambas:Video CNN]