Menpora Dito Ariotedjo menyebut pihak PBVSI dan pemain Timnas Voli Indonesia Rivan Nurmulki sepakat untuk tidak melanjutkan polemik pemanggilan ke Asian Games 2023.
Menpora mengatakan berdasarkan mediasi antara Rivan dengan PBVSI di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (11/9), tercapai kesepakatan kedua belah pihak tidak melanjukan polemik yang tercipta.
"PBVSI dan Rivan sepakat polemik pemanggilan ke Timnas tidak perlu dilanjutkan karena kewenangan pemanggilan pemain berada di tangan pelatih [Jiang Jie]. Jadi, itu kemarin hasil mediasinya," ujar Menpora di Jakarta, Selasa (12/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan mungkin memang juga benar kemarin Rivan menyampaikan bahwa terkait dengan Timnas itu dia ada ketidakcocokan dengan tim kepelatihan. Jadi di situ Rivan pun legowo. Tapi saya sampaikan ke PBVSI kemarin mohon ini ditindaklanjutinya dengan melihat kebijaksanaan yang tinggi," ucap Menpora.
Dewan Pengawas PBVSI, Bambang Suedi, usai melakukan mediasi dengan Rivan menyebut pemain Timnas Voli Indonesia itu berpeluang mendapat sanksi. PBVSI menganggap mangkir dari memperkuat Timnas di Kejuaraan Asia dengan bermain di Kapolri Cup 2023.
Menpora menyerahkan sepenuhnya masalah ini ke PBVSI yang akan melakukan sidang etik terhadap Rivan. Dito mengaku pemerintah tidak bisa ikut campur keputusan PBVSI.
"Kita Kemenpora, mungkin banyak masyarakat yang menuntut kita bisa bersikap, tapi harus diingat kembali yang namanya cabor dan federasi itu punya independensinya sendiri. Jadi tidak bisa serta merta kami pemerintah mengintervensi, makanya forum yang digunakan adalah mediasi, kami mencoba meluruskan dan coba kembali harmonisasikan," ucap Menpora.
"PBVSI hasil kemarin sepakat tidak membahas masalah Rivan kepada masyarakat karena ada sidang etik yang akan dilaksanakan. PBVSI sepakat hasil sidang etik nanti tidak akan mematikan karier Rivan. Karena kemarin saya menangkap dari seluruh yang hadir, para petinggi PBVSI, pendapatnya sama, Rivan adalah aset untuk voli Indonesia," kata Menpora menambahkan.
Terkait keikutsertaan Rivan di Asian Games 2023, Menpora juga menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada PBVSI.
"Kalau itu kita kemarin memastikan tolong PBVSI ukur dulu pro dan kontranya, apakah dengan tidak meng-input Rivan akan berdampak ke prestasi dan potensinya atau tidak. Kita hanya bisa sebatas itu, karena tidak bisa intervensi langsung. Itu semua keputusan ada di PBVSI," ujar Menpora.
Lebih lanjut Menpora juga memastikan tidak ada pembahasan mengenai potensi sanksi untuk Rivan saat mediasi dengan PBVSI. Sebelumnya Bambang mengatakan sanksi terberat yang mungkin bisa didapat Rivan adalah larangan bermain secara profesional selama satu tahun.
"Kalau di atas [saat mediasi] tidak ada pembahasan potensi hukuman satu tahun sebenarnya. Intinya saya melihat kemarin kronologi baik dari sisi PBVSI dan juga Rivan, ya kedua pihak menurut saya memang ada catatan lah. Kembali lagi, saya bisa simpulkan ini hanya perkara komunikasi dan koordinasi," ucap Menpora.
(har)