Jakarta, CNN Indonesia --
Diakui atau tidak Shin Tae Yong berhasil membuat Timnas Indonesia naik kelas. Buktinya, tiga level tim nasional berkiprah di Asia, bukan hanya ASEAN.
Dikontrak PSSI pada 28 Desember 2019, Shin Tae Yong diminta menangani tiga tim: senior, U-23, dan U-20. Fokus utama Shin adalah Timnas Indonesia U-20 yang akan tampil di Piala Dunia U-20 2021 lalu dipindah ke 2023, yang akhirnya batal.
Ajang ini batal karena pandemi Covid-19. Sebelum dibatalkan, skuad Indonesia U-20 sudah menjalani pemusatan latihan (TC) di Thailand dan Kroasia. TC ini cukup meningkatkan kualitas pemain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena pandemi pula debut Shin bersama Timnas Indonesia tertunda. Pelatih asal Korea Selatan ini baru debut bersama Timnas Indonesia pada 25 Mei 2021, saat uji coba melawan Afghanistan di Dubai.
Adapun debut resmi tercipta pada 3 Juni 2021, yakni melawan Thailand dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022. Pertandingan ini berakhir dengan skor 2-2. Setelah itu Indonesia kalah dari Vietnam dan Uni Emirat Arab.
Tiga hasil ini membuat Indonesia jadi juru kunci babak grup kualifikasi Piala Dunia 2022. Karenanya pula Indonesia harus menjalani laga play off kualifikasi Piala Asia 2023 (2024).
Lawan yang akan dihadapi pada babak play off adalah Taiwan. Untuk laga ini Shin mengambil langkah berani. STY meremajakan skuad, dengan dominan memanggil pemain-pemain muda.
Setelah lolos babak play off, Shin makin berani meremajakan skuad Timnas Indonesia. Salah satunya Ronaldo Kwateh dan Marselino Ferdinan yang saat debut di Timnas Indonesia masih 17 tahun.
Pada 2021 pula Shin akhirnya mendampingi Timnas Indonesia dalam Piala AFF 2020 (2021). Debut Shin di Piala AFF berbuah status runner up, setelah kalah dan imbang dari Thailand.
Pada 2022, STY menancapkan tonggak lagi. Tim Merah Putih berhasil lolos ke Piala Asia 2023 dengan status runner up. Terakhir kali Indonesia tampil di Piala Asia pada 2007 saat jadi tuan rumah bersama.
Setelah memastikan Indonesia tampil di Piala Asia, Shin juga mengantarkan Indonesia U-19 tampil di Piala Asia U-20 2023. Ini jadi pelipur lara setelah gagal di Piala AFF U-19 2022.
Di tangan STY, Indonesia sempat gagal di Kualifikasi Piala Asia U-23 2021 (2022) lantaran dua kali kalah dari Australia di Tajikistan. Kegagalan itu lantaran China dan Brunei Darussalam mundur dari kualifikasi.
Pada tahun 2022 juga Shin Tae Yong gagal mempersembahkan medali emas SEA Games 2021 (2022). Timnas U-23 hanya bisa meraih medali perunggu setelah ditumpas Thailand pada babak semifinal.
Namun dua kegagalan tersebut kini terbayar dengan lolos ke Piala Asia U-23 2024. Ini adalah kelolosan pertama Indonesia dalam ajang U-23 tersebut. Artinya pula Shin Tae Yong membawa tiga tim ke Piala Asia.
Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>
Secara umum, kualitas Timnas Indonesia jika diukur lewat ranking FIFA mengalami peningkatan tajam selama diasuh Shin Tae Yong.
Pada Desember 2019 posisi Indonesia di ranking FIFA adalah peringkat ke-173. Peringkat ini merupakan ekses dari pembekuan FIFA pada 2015. Setelah lepas dari sanksi, performa Timnas tak langsung moncer.
Kini, mengacu ranking terakhir FIFA pada Juli 2023, Indonesia bertengger di posisi ke-150. Artinya posisi Indonesia naik 23 tangga selama diasuh Shin Tae Yong. Ini bisa dibilang pencapaian tajam.
Hanya saja, belum ada prestasi yang disumbang STY selama di Indonesia. Piala AFF U-19, SEA Games, hingga Piala AFF sebagai ajang yang sempat dirasakan Shin sama-sama tak berbuah gelar.
Utamanya pencapaian di Piala AFF menjadi bahan pembicaraan. Dua kali tampil di Piala AFF, yaitu edisi 2020 dan 2022, pencapaian Indonesia menjadi finalis (2020) dan semifinalis (2022).
Pencapaian ini menjadi perdebatan. Pasalnya Indonesia belum pernah meraih gelar juara turnamen yang dulunya bernama Piala Tiger ini. Dampaknya, Shin Tae Yong dicap sama dengan pelatih terdahulu yang tak bisa sumbangkan trofi juara.
Tanpa gelar juara Piala AFF, STY dianggap tidak bisa membawa Timnas Indonesia 'ke mana-mana'. Dominasi Thailand dan Vietnam sebagai raja ASEAN saat ini belum bisa dipatahkan pelatih 53 tahun tersebut.
Karenanya suara sumbang bermunculan. Bagaimanapun Piala AFF tetap dianggap sebagai supremasi tertinggi ASEAN. Tak juara di level AFF sama artinya belum naik kelas. Indonesia masih jalan di tempat.
Secara pribadi, Shin Tae Yong juga ingin mempersembahkan gelar Piala AFF. Itu diucapkan Shin di Stadion Manahan, Solo selepas membawa Indonesia U-23 lolos ke putaran final Piala Asia U-23 2024.
Masalahnya kontrak Shin Tae Yong akan kedaluwarsa pada Juni 2024. Nasib Shin akan ditentukan dari hasil putaran pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026. Artinya STY bisa tak bersama Indonesia di Piala AFF 2024.
Biasanya Piala AFF berlangsung pada akhir tahun, dari Oktober hingga Desember. Piala AFF diadakan pada akhir tahun karena dulunya mayoritas kompetisi liga-liga di ASEAN rampung pada September atau Oktober.
Kini mayoritas kompetisi ASEAN akan rampung di tengah tahun, yakni pada April dan Mei. Karenanya pula akan potensi Piala AFF berlangsung pada tengah tahun, yakni pada Juni, Juli, atau Agustus.
Agenda inilah yang harus diperjuangkan PSSI ke AFF. PSSI bisa mendorong AFF menggelar turnamen dwi tahunan ini di tengah tahun dan bukan lagi di akhir tahun seperti sebelum-sebelumnya.
Jika Piala AFF berlangsung pada Juni-Juli 2024, tak akan ada kericuhan antara PSSI dan klub soal melepas pemain.
Klub bisa nyaman melepas pemain ke Timnas. Sebaliknya jika Piala AFF digelar di akhir tahun, potensi ribut terbuka.
Sekalipun STY mendapat kontrak baru pada tahun depan, gelar Piala AFF tetap sulit didapat jika Timnas Indonesia dan klub masih berselisih soal pelepasan pemain.
Tanpa pemain-pemain yang diinginkan, persiapan Shin Tae Yong membentuk Timnas Indonesia untuk menghadapi Piala AFF atau turnamen lain tidak akan maksimal.
[Gambas:Video CNN]