Bogor, CNN Indonesia --
Ketua Umum PBVSI Imam Sudjarwo memaparkan kronologi permasalahan yang terjadi dengan Rivan Nurmulki di Timnas Voli Indonesia jelang Asian Games.
Hal tersebut disampaikan Imam dalam jumpa pers setelah pelepasan Timnas Voli Indonesia ke Asian Games 2023 di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul pada Kamis (14/9).
Imam mengatakan sejatinya tak ingin membahas soal Rivan. Bahkan Imam ingin menjaga persoalan Rivan ini tidak jadi konsumsi publik. Karena persoalan sudah membesar, ia tak bisa diam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Imam, persoalan Rivan dengan Timnas Voli Putra mulai terasa saat tampil di AVC Challenge Cup 2023 di Taiwan. Ketika itu Imam juga berada di Taiwan mendampingi tim.
"Saya ingin sampaikan kepada teman-teman semua, pencoretan dari timnas itu kan biasa. Tidak hanya di bola voli saja, tapi di cabor yang lain sudah biasa," kata Imam menjelaskan.
"Kita milih tim itu dari mulai 24, kemudian jadi 18, kemudian jadi 14, kemudian jadi 12. Itu biasa. Tim voli itu bukan individu permainannya. Di situ dipersyaratkan ada dua hal," ucapnya.
Dua aspek yang dimaksud Imam adalah teknis dan non teknis. Aspek teknis terkait dengan kelayakan kualitas pemain masuk Timnas. Ini menjadi pertimbangan utama.
Kemudian ada aspek non teknis yang meliputi integritas seperti disiplin dan loyalitas. Hal ini dianggap tak kalah penting, sebab akan menentukan kebersamaan dan kekompakan tim.
[Gambas:Video CNN]
"Saya ingin sampaikan masalah Rivan ini supaya lebih clear, walaupun sebenarnya ini sudah clear. Waktu berada di Taiwan, saya juga di sana dengan Sekjen," kata Imam menjelaskan kronologi.
"Rivan itu menghadap manajer Loudry, 'Pak saya nggak bisa ini bergabung dengan pelatih yang sekarang karena ada ketidakcocokan.' Begitu. Jadi tidak sejalan," ujarnya.
Loudry Maspaitella, kata Imam, lantas bertanya soal alasan Rivan tidak nyaman. Kemudian dijelaskan Rivan kurang nyaman dengan sistem kepelatihan Jeff Jiang Jie.
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi Rivan tidak nyaman. Beberapa di antaranya adalah pergantian pemain inti dan cadangan, kemudian ada beberapa pemain yang dicoret.
"Nah, dia [Rivan] mengatakan kalau masih ini pelatihnya dan timnya, dia tidak ingin bergabung. Ya, ini saya buka saja, supaya lebih clear. kemudian Loudry lapor sama saya," ujar Imam.
"Terus setelah itu pelatih saya kumpulkan. Ya, ternyata memang ada kurang lah dia dalam kekompakan tim. Saya minta Loudry, 'lo coba deketin. Jangan keluar. Harus bisa tetap main," katanya.
Sebagaimana disampaikan Imam, Loudry disebut telah berbicara dengan Rivan. Begitu selesai AVC Challenge Cup, persoalan ini juga dibahas di kantor PBVSI di Jakarta.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Hasilnya, semua pihak yang diminta keterangan menyampaikan Rivan ada keluhan. Untuk itu Rivan tidak masuk dalam skuad SEA V League 2023 yang diwakilkan LavAni Allo Bank.
"Sekjen juga menyampaikan hal yang sama. Menyampaikan hal yang sama, tidak cocok dengan pelatihnya sekarang. Jadi kalau masih pelatihnya sekarang tidak ingin bergabung," ucapnya.
"Kemudian setelah itu dia [Rivan] menulis surat ke kita, ke ketua Umum karena kita akan ke Iran [kejuaraan Asia]. Dia tidak bisa ikut bergabung main di Iran dengan dua alasan," kata Imam.
Pertama, Rivan ingin mendampingi istrinya melahirkan. Kedua, Rivan akan menjalani sidang etik kepolisian. Untuk persoalan ini Imam mengaku sudah memanggil langsung Rivan.
"Setelah itu coba saya panggil. Saya panggil tuh Rivan. Saya panggil ke kantor. 'Kenapa sih kamu kok tidak mau ikut berangkat?' Alasannya istri mau melahirkan dulu," kata Imam menirukan jawaban Rivan.
"Saya sudah cek [kehamilan istri Rivan] baru umur delapan bulan. Ternyata juga sampai sekarang belum melahirkan. Lalu sidang kode etik itu saya sudah telepon ke Polda, cuma satu hari," ucap Imam.
Lelaki yang sudah tiga periode memimpin PBVSI ini sempat meminta ke Kapolda Jawa Timur agar sidang etik Rivan ditunda hingga kelar kejuaraan Asia. Sayang Rivan menolak.
Akhirnya diputuskan Rivan tak masuk skuad kejuaraan Asia, namun tetap didaftarkan untuk Asian Games 2023. Hal ini disebut Imam sudah disampaikan ke Rivan.
Imam juga membeberkan sudah mengingatkan Rivan agar tidak tampil di Kapolri Cup 2023. Imam menyampaikan sendiri peringatan tersebut ke Rivan, karena akan ada konsekuensi.
Tak dinyana Rivan tampil di Kapolri Cup 2023. Ini yang membuat PBVSI merasa diabaikan. Pasalnya pemain berposisi opposite itu telah diberitahu dan sudah mengerti aturan main di Timnas.
"Saya pesan kan sama dia, 'kamu masih terdaftar sebagai timnas. Kamu sudah ada entry by name. Nama kamu itu akan diberangkatkan ke China. kamu tidak boleh main ke tempat lain'," katanya.
"Ternyata berapa hari kemudian dia main di Kapolri Cup. Main di Polda Kalimantan Timur. Nah, padahal saya sudah kasih tahu dan dia sudah tahu aturannya tidak boleh," ucap Imam.
Karenanya kemudian PBVSI melakukan rapat dan mengambil keputusan Rivan dicoret dari skuad Asian Games 2023. Peristiwa pencoretan nama Rivan ini yang kemudian diributkan publik.
"Kita ini PBVSI kan organisasi yang besar. Ada aturan. PBVSI ada aturan. Jadi memperlakukan sama, equal [sejajar] semua pemain maupun pelatih kalau ada masalah pelanggaran," katanya.
"Tentu kita akan berikan sanksi, tapi bagaimana mekanisme memberikan sanksi kita bentuk sidang kode etik atau komisi disiplin," ucap Imam menjelaskan kronologi.
Rencananya sidang etik Rivan akan digelar sebelum Asian Games 2023. Intinya PBVSI tak akan memberi sanksi yang akan mematikan karier voli Rivan yang sudah matang.
[Gambas:Video CNN]