Kabar baiknya Indonesia U-24 akan diperkuat Ramadhan Sananta. Pemain Persis Solo ini datang menyusul setelah lolos ke babak 16 besar.
Soal chemistry sepertinya tidak akan ada kendala. Semua pemain ini sudah biasa tampil bersama. Hanya tinggal siapa dan bagaimana Sananta ditempatkan dalam permainan nantinya.
Kelebihan utama Sananta adalah lihai dalam mencari ruang kosong. Saat menguasai bola, pemain 21 tahun ini bisa melepas tembakan dari berbagai sudut permainan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang tak kalah penting adalah membuat Egy Maulana Vikri kembali percaya diri. Pemain Dewa United ini belum bisa mengeluarkan performa terbaiknya. Egy masih terlihat linglung.
Namun, dengan hadirnya Sananta, Egy jadi punya ruang gerak lebih bebas di sayap. Perhatian utama bek tidak lagi pada Egy, melainkan pada Sananta. Ini situasi positif bagi Egy.
Saat lawan lebih fokus mengadang striker, saat itulah akselerasi Egy sangat dibutuhkan. Tusukan tiba-tibanya bisa menjadi senjata yang mengejutkan barisan pertahanan lawan.
![]() |
Begitu pula dengan Ramai Rumakiek. Satu gol pemain Persipura ini saat melawan Kirgistan jadi bukti. Rumakiek jadi enak melepas tembakan saat striker Indonesia diperhitungkan.
Untuk memuluskan rencana serangan trio Sananta, Egy, dan Rumakiek, peran Syahrian Abimanyu sangat dinanti. Umpan-umpan terobosan pemain Persija belum terlihat dalam laga sebelumnya.
Melawan Uzbekistan yang memiliki postur lebih tinggi dari Indonesia, umpan silang bisa tidak efektif. Apalagi terbukti umpan silang Indonesia selama Asian Games 2023 belum efektif.
Terakhir, sisi pertahanan belum solid. Konektivitas Ridho dengan Andy Setyo dan Alfeandra Dewangga harus diakui masih labil. Lawan masih mudah menembus pagar yang dibangun.
Jika Indra ingin memperbaiki sejarah, inilah saatnya. Pasalnya pencapaian Indonesia di Asian Games 2014 dan 2018 adalah lolos grup, tetapi gagal ke babak delapan besar.