Saat musim lalu berakhir, Erik Ten Hag dianggap banyak pendukung Manchester United sebagai jawaban dari sosok manajer yang selama ini mereka nanti-nantikan. Popularitas Ten Hag bahkan tak terpuruk saat ia bertikai dengan Cristiano Ronaldo.
Banyak yang membela Ten Hag sebagai manajer tangan besi yang cocok untuk menangani Manchester United yang penuh dengan pemain bintang. Gelar Piala Liga yang direbut oleh Manchester United, menyudahi puasa gelar selama enam tahun, turut menambah keyakinan banyak penggemar terhadap sosok Erik Ten Hag.
Namun nyatanya keyakinan itu mulai terlihat goyah di awal musim ini. Performa buruk serta masalah internal yang mengemuka membuat posisi Ten Hag tidak sepenuhnya nyaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Liga Inggris, MU sudah empat kali kalah padahal laga baru memasuki pekan ketujuh. MU baru mengumpulkan sembilan poin dan tertahan di posisi ke-10 klasemen Liga Inggris.
Ten Hag juga bermasalah dengan Jadon Sancho. Ia tak memasukkan Sancho dalam skuad MU karena dianggap tidak disiplin. Sancho memberikan perlawanan dan hal itu malah jadi bahan bakar bagi Ten Hag untuk terus mengobarkan api kemarahan.
Padahal kondisi lini depan MU di awal musim ini tidak meyakinkan. Bila Sancho ada di dalam skuad, Ten Hag punya alternatif pemain untuk diujicoba ketika pemain pilihan pertama tidak bisa melaksanakan skema dengan baik.
Belum lagi masalah Antony yang tersangkut kasus dugaan pelanggaran hukum. Masalah yang menimpa Antony ini turut menyeret reputasi Ten Hag karena Antony adalah pemain rekrutan Ten Hag dan MU menebusnya dengan harga mahal.
Masalah demi masalah ini akan terus menyudutkan Ten Hag ke tepi jurang pemecatan bila ia tidak lekas menemukan formula tepat agar MU tidak lagi sakit-sakitan. Dalam waktu dekat, setidaknya penggemar MU ingin melihat Setan Merah kembali jadi sosok yang menakutkan di Old Trafford.
Dalam gambaran ideal, Old Trafford adalah tempat Setan Merah tertawa melihat tamu-tamu yang datang menderita. Old Trafford jelas bukan tempat saat Setan Merah si tuan rumah malah seringkali tersiksa di tempat yang seharusnya jadi neraka bagi lawan-lawan mereka.