ANALISIS

Pramudya, Yeremia, dan Kata 'Kita' yang Tak Lagi Sama

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Minggu, 15 Okt 2023 06:47 WIB
Pramudya Kusumawardana dan Yeremia Rambitan masih berdiri di sisi lapangan yang sama. Namun kata 'kita' di antara mereka sepertinya tak lagi sama.
Pram/Yere punya tanggung jawab besar sebagai pemain. (CNN Indonesia/Adi Maulana)

Nomor ganda di badminton selalu menghadirkan kemungkinan-kemungkinan yang menarik untuk disaksikan. Pemain A yang tak cocok berpasangan dengan B [padahal B pemain bintang], bisa jadi malah menghadirkan kekuatan luar biasa ketika dipasangkan dengan C yang kemampuannya dinilai biasa-biasa saja. Pun begitu dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Hal itu lantaran tiap-tiap individu yang berdiri di lapangan punya karakteristik yang berbeda. Dalam ganda, satu individu ditambah satu individu bisa menghadirkan jumlah kekuatan yang sulit ditebak dan diduga. Mereka bisa saling melengkapi sehingga memunculkan kekuatan yang dahsyat di hadapan lawan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun tentunya ada syarat kuat untuk bisa menghadirkan hal tersebut. Syarat itu adalah ada ikatan erat di lapangan. Ada chemistry yang terlihat di tiap pertandingan.

Khusus untuk Pram dan Yere di Arctic Open, hal-hal tersebut tidak tampak. Bila dijabarkan dengan angka, kombinasi Pram dan Yere di lapangan hanya menghasilkan kekuatan bernilai dua.

Tidak ada nilai-nilai tambahan yang seharusnya bisa dihasilkan sepasang pemain berpasangan. Nilai Pram/Yere hanya dua karena mereka terlihat seolah sebagai dua pemain tunggal yang kebetulan berdiri di lapangan yang sama.

Dalam sikap yang ditampilkan oleh mereka di pekan ini, Pram dan Yere harus mengingat-ingat ada banyak tanggung jawab yang mereka genggam saat berdiri di lapangan.

Tanggung jawab pertama tentu tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri. Sebagai pemain, Pram dan Yere sudah semestinya bersikap profesional.

Sepasang pemain ganda tidak perlu akrab di luar lapangan. Namun ketika keduanya masuk ke lapangan, mereka harus jadi sosok yang saling melengkapi, mengisi dan menyemangati.

Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan saat berlaga di Australia Open. (Arsip PBSI)Pram/Yere merebut gelar juara Asia pada 2022. ( Arsip PBSI)

Di kostum milik mereka, bukan hanya nama mereka yang terpajang, melainkan juga nama Indonesia. Itulah tanggung jawab kedua mereka. Pram dan Yere punya kewajiban membela nama Indonesia dengan seluruh kemampuan dan tenaga yang mereka punya.

Tanggung jawab mereka berikutnya tentu terkait sponsor. Dengan kontrak yang mengikat mereka, penampilan maksimal adalah salah satu kompensasi yang seharusnya mereka berikan.

Kemenangan adalah hal yang diperjuangkan dan hasilnya terkadang tak sesuai dengan keinginan. Namun ketika sepasang pemain ganda sudah sulit untuk seirama, kemenangan akan makin jauh dari jangkauan.

Pram dan Yere masih diberikan kesempatan. Aryono Miranat akan berbicara dengan mereka saat ketiganya bertemu di Denmark.

Pram dan Yere harus segera mengambil sikap. Bila mereka memang masih punya cara pandang yang sama sebagai pasangan, perbaikan komunikasi mutlak segera dilakukan.

Kesalahan yang telah lewat harus cepat dilupakan dan langkah terpenting adalah kembali saling percaya menghadapi pertandingan-pertandingan yang datang.

Namun bila memang mereka sudah tak lagi satu tujuan, lebih baik berpisah sambil mengingat kenangan-kenangan indah di belakang. Hal itu jauh lebih baik dibanding tetap melangkah bersama namun tidak ada lagi kata 'kita' di antara mereka.

(har)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER