Dengan komposisi 27 pemain yang dipanggil Shin Tae Yong, terlepas ada kontroversi, Timnas Indonesia akan menjalani laga sulit di Irak dan Filipina.
Di atas kertas kualitas Irak di atas Indonesia. Apalagi pertandingan pertama fase kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini berlangsung di kandang lawan. Kans Garuda tetap ada, tetapi secara matematis tipis.
Namun kisah melawan Kuwait di Kualifikasi Piala Asia 2023 bisa menjadi cerminan. Pada 8 Juni 2022 itu Indonesia menang 2-1 atas Kuwait di kandang mereka. Ketika itu Indonesia tak diunggulkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang, kualitas Irak dan Kuwait berbeda. Saat ini Irak bertengger di peringkat ke-68 FIFA, sedangkan Kuwait di urutan ke-136. Ini tanda bahwa kualitas Kuwait jauh di bawah Irak.
Lantas, apakah kans Indonesia untuk menang di Irak habis? Tak ada yang pasti dalam sepak bola. Ketidakpastian itu yang sedang diupayakan Shin agar berbuah kemenangan.
Mentalitas dan daya juang seperti melawan Kuwait itu diharapkan tercipta kembali di Stadion Basra pada 16 November nanti. Jika tidak menang minimal imbang pantas diraih Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan.
![]() |
Selanjutnya ketika melawan Filipina, rintangan yang akan dihadapi pemain Indonesia adalah lapangan sintetis. Tak bisa dimungkiri, lapangan sintetis sering jadi penghalang.
Akan tetapi hal ini sejatinya bukan halangan besar. Buktinya Indonesia sering meraih kemenangan melawan Filipina, Kamboja, dan Singapura yang lapangan stadionnya berumput artifisial.
Mungkin, agar Indonesia bisa meraih kemenangan di Irak dan Filipina, Shin kembali bermain api. Tentu saja api bisa mengakibatkan kebakaran atau sebaliknya memberi cahaya penerangan.
Sejauh ini, selama menangani Indonesia sejak 2020, api yang dimainkan Shin cenderung memberi terang. Ada potensi-potensi membuat kebakaran, tetapi selalu bisa dipadamkan.
Masalahnya hasil pertandingan melawan Irak dan Filipina bisa memberi efek bakar lebih besar. Jika pilihan pemain Shin tak maksimal di Irak dan Filipina, publik akan menyudutkannya.