WAWANCARA EKSKLUSIF

Jeka Saragih: Latihan UFC di Amerika Serikat Gila

Muhammad Ikhwanuddin | CNN Indonesia
Rabu, 08 Nov 2023 10:08 WIB
Jeka Saragih membeberkan segala persiapan jelang laga perdana di UFC termasuk latihan yang gila di Amerika Serikat.
Jeka Saragih (kanan) merintis karier menuju UFC lewat kejuaraan MMA di dalam negeri. (Jeff Bottari/Zuffa LLC via Getty Images)

Bicara soal Indonesia, sempat pulang berapa kali selama di sana?

Pulang paling lama dua bulan, terakhir pulang itu bulan April dan kembali ke Amerika bulan Juli.

Seberapa kangen dengan Indonesia?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pastinya kangen, tapi lebih kangen istri dan anak. Namanya juga berjuang jadi semua harus dikorbankan demi nama baik keluarga.

Selain itu juga bawa nama baik Indonesia. Ini baru pertama atlet Indonesia main di UFC selama 31 tahun UFC ada. Ada 87 negara yang pernah main di sini.

Anak masih balita, apakah banyak perkembangan anak yang tidak disaksikan langsung sebagai ayah?

Ya, kalau saksikan paling video call setiap hari. Jadwal video call paling menyesuaikan latihan.

Saya yang lebih banyak nelepon duluan karena tahu waktunya. Tapi suka ganti-gantian juga.

Perbedaan waktu Amerika dan Indonesia menyulitkan?

Tidak juga sih, karena di sini jam 6 pagi, di sana jam 8 malam. Saya juga tahu, kalau sudah terlalu malam tidak saya telepon.

Apa kesulitan selama di Amerika?

Kalau suhu dan iklim tidak sulit. Musim panas dan dingin biasa saja karena tidak banyak keluar juga. Paling dari bahasa saja.

Kalau dari makanan, tidak ada. Karena di sini saya diet dan makanannya daging-daging dan sayur. Sama juga dengan yang saya makan di Indonesia.

Saya tidak boleh banyak makan cabai, garam. Jadi biasa saja kalau soal makanan. Kangen makanan Indonesia ya, tapi memang tidak bisa juga saya makan itu.

Memang ingin makanan Indonesia apa selama di sana?

Hmm, enggak tahu. Mungkin karena terlalu fokus juga di sini.

Kembali lagi ke pertarungan. Lawan nanti lebih sering kalah di ground fighting. Hal-hal seperti ini sudah diperhatikan?

Kalau melihat rekor Lucas, dia 11 kali bertanding dengan delapan kali menang dan tiga kali kalah. Kekalahannya itu submission. Tapi memang gaya bertarungnya sama seperti saya di stand up fighting.

Tapi bukan berarti saya sepele di ground fighting-nya, karena dia punya sabuk cokelat di BJJ. Yang ditakutkan kalau dia jago stand up fighting, tapi tiba-tiba mengajak ground fighting.

Makanya saya antisipasi saya mau ground atau stand up. Dia memang stand bagus, tapi saya siap saja mau bagaimana pun. Ini Indonesia!

Dengan waktu debut yang cukup lama dari menandatangani kontrak, apa pengaruhnya? Ada perasaan gugup?

Kalau nervous tidak ada, karena saking lamanya di sini jadi ingin cepat-cepat main. Jadi tidak ada perasaan itu, jantungan wajar namanya manusia tapi tidak separah itu. Kalau bisa besok mau tarung bisa saja, yang penting cepat.

Selama di Amerika, apakah mendapat dukungan orang-orang atau petarung Indonesia?

Kalau di sini, saya banyak bertemu orang Indonesia. Kemarin beberapa acara saya diundang seperti acara Hari Kemerdekaan, ada Uya Kuya, D'Masiv.

Banner Pesta Bola Dunia U-17 - 970x250

Ada kabar UFC akan gelar pertarungan di Indonesia, bagaimana pendapatnya?

Tentu bagus, saya inginnya pemerintah ikut berperan. Saya di sini bertarung jam 7 malam, di Indonesia berarti pagi. Tapi di televisi tidak bisa menyiarkan.

Jadi pemerintah jangan menganggap MMA ini kekerasan. Karena setelah pukul-pukulan kami pelukan. Ini justru bisa mempersatukan antarnegara.

Sama kayak sepak bola kalau kita ambil sisi positifnya. Saya sebelumnya tidak kenal dengan teman-teman di Amerika, Inggris, dan Italia. Sekarang saya kenal dan itu justru bagus.

Pemerintah harus gesit dan mengambil peran agar UFC ini jadi olahraga yang pesat perkembangannya. Kalau bisa seperti Singapura yang tidak punya atlet tapi bisa menggelar ajang ini.

Apa yang bisa dijanjikan seorang Jeka Saragih jelang debut di UFC?

Yang ingin saya persembahkan pasti hasil terbaik, pertandingan terbaik. Apapun itu saya lakukan. Itu janji saya.

Bagaimana peran Mola Sport selama latihan di sana?

Bisa dibilang 100 persen saya di sini berkat Mola Sport. Tanpa Mola Sport saya tidak bisa menginjakkan kaki di Amerika.

Saya pernah jadi atlet Kejurda, tapi belum spesial sampai saat ini. Mereka mengistimewakan atlet yang butuh perhatian. Kalau kayak kami ini setiap latihan ada saja cedera, dan itu difasilitasi mulai dari vitamin sampai penginapan.

Bisa dibilang juga ini membuka petarung muda Indonesia untuk bisa ke sini. Ada Mola Sport Academy juga di sini, ada 11 orang yang diorbitkan Mola Sport dan itu membantu anak-anak muda yang suka olahraga dan menyalurkan bakatnya di kancah internasional.

(har)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER