Dalam dua dekade terakhir Piala Dunia U-17, tuan rumah dominan membuat kejutan di laga pertama. Hal sama bisa dilakukan Indonesia untuk kejuaraan dunia edisi ke-19 ini.
Pada 10 edisi sebelumnya, tim tuan rumah hanya empat kali kalah, dua kali imbang, dan empat kali menang. Ini menjadi indikasi bawah tuan rumah punya potensi mengejutkan.
Indonesia juga bisa dibilang sebagai tim jago kandang. Setiap jadi tuan rumah, dari Piala AFF level usia hingga senior hingga Piala Asia, selalu saja ada faktor keberuntungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk Piala AFF U-16 misalnya, Indonesia dua kali juara yang itu sama-sama diraih saat menjadi tuan rumah. Begitu halnya dengan Piala AFF U-19 juga juara saat main di kandang.
Pada level Piala Asia, kategori usia dan senior, memang belum ada gelar juara di kandang. Hanya saja Indonesia selalu bisa lolos dari babak grup ketika main di depan suporter setia.
Ambil contoh Piala Asia U-19 2018. Ketika itu Indonesia U-19 yang diarsiteki Indra Sjafri menembus babak delapan besar. Langkah Indonesia dihentikan Jepang.
![]() |
Dengan pencapaian Indonesia yang terbilang lumayan ketika menjadi tuan rumah, ada potensi hal sama terjadi di Piala Dunia U-17 2023. Laga melawan Ekuador akan menjadi sejarah baru.
Inilah kali pertama Indonesia tampil di Piala Dunia U-17. Sebagai debutan, jelas kiprah Indonesia diremehkan. Namun itu semua bisa berbalik 180 derajat jika Ekuador dikalahkan.
Lantas bagaimana kiprah Ekuador di Piala Dunia U-17? Negara khatulistiwa ini sudah lima kali tampil di Piala Dunia U-17 dengan pencapaian terbaik menembus babak delapan besar.
Salah satu pemain kunci Ekuador di Piala Dunia U-17 2023 adalah Michael Bermudez. Pemain LDU Quito ini mencetak empat gol di Piala Amerika Selatan 2023.
Karenanya duel Bermudez melawan Iqbal Gwijangge akan menjadi salah satu faktor kunci. Jika Iqbal bisa meredam agresivitas Bermudez, bukan tidak mungkin sejarah manis tercipta di GBT.