Sekilas kans pemain lokal bersaing di Timnas Indonesia menipis, tetapi tak ada jaminan akan tersisih. Tentu saja kondisi dan kualitas pemain jaminannya.
Saat pemain berada dalam kondisi terbaik dan kualitasnya terjaga, Shin niscaya melihatnya. Ini bisa jadi pembuktian bahwa kualitas pemain di dalam negeri tak bisa disepelekan.
Pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni, menilai peluang bek-bek lokal sama terbukanya dengan pemain naturalisasi. Pemain diimbau tak berkecil hati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini jadi tantangan tersendiri bagi para pemain lokal. Pemain-pemain seperti Asnawi, Arhan, atau Ridho tak boleh cepat puas. Mereka harus terus meningkatkan kualitas," kata Kusnaeni.
"Buat saya, persaingan ketat itu wajar saja dan bagus untuk Timnas. Sekarang masuk Timnas tidak akan semudah dulu. Betul-betul harus diperjuangkan dengan penampilan yang konsisten."
Agar bisa dalam kondisi prima dan punya kualitas layak Timnas, pemain tentu saja harus menjaga gaya hidup. Jika tak bisa menjaga gaya hidup atlet, pasti akan tersingkir.
Saat berada di klub, pemain juga harus meyakinkan pelatihnya mendapat menit main. Jika tak mendapat menit main, kans untuk bertahan di Timnas otomatis semakin mengecil.
Situasi ini tentu pula akan menjadi sorotan tajam publik di Piala Asia 2023 (2024). Penampilan pemain dan kecerdikan strategi Shin akan jadi bahan analisis dan gunjingan suporter.
Di Piala Asia 2023 Timnas Indonesia akan bersaing dengan Jepang, Irak, dan Vietnam. Tiga pertandingan ini akan menjadi ujian yang sangat tepat bagi skuad Merah Putih.
Sekilas, peluang menang melawan Jepang sangat kecil. Akan tetapi performa pemain melawan tim terbaik Asia di peringkat FIFA ini diharapkan tidak menjadi bulan-bulanan.
Dengan kata lain laga melawan Irak dan Vietnam jadi ujian sesungguhnya. Meski peringkat keduanya lebih baik dari Indonesia, tetapi kekalahan jangan sampai terjadi.
(nva/nva)