Assist Sandy Walsh, Kiper Standard Liege Menderita Dibantai Mechelen
Kiper sekaligus kapten Standard Liege Arnaud Bodart mengakui timnya sangat menderita saat dibantai 0-3 oleh KV Mechelen dengan satu assist dicetak pemain Timnas Indonesia Sandy Walsh.
Sandy Walsh mencatatkan satu assist berkelas untuk membantu KV Mechelen unggul pada menit ke-35 saat timnya membantai Standard de Liege 3-0 di Liga Belgia, Kamis (21/12).
Sandy Walsh melepaskan assist berkelas dari garis tengah lapangan yang mendarat tepat kepada Bassette. Bassette kemudian melakukan penetrasi dan finishing yang menghasilkan gol.
Gol yang dicetak pada menit ke-35 ini sangat penting karena membuka keunggulan KV Mechelen pada laga tersebut.
Berkat keunggulan satu gol para pemain Mechelen pun tampil lebih tenang dan percaya diri. Sandy Walsh dan kawan-kawan pun akhirnya berhasil menambah dua gol pada babak kedua.
Mechelen mencetak gol kedua lewat Kerim Mrabti pada menit ke-67. Kemudian, Mechelen sukses memperlebar keunggulan menjadi 3-0 lewat gol Geoffry Hairemans pada menit ke-90+3.
Hingga pertandingan berakhir tak ada gol tambahan yang tercipta. Mechelen menang 3-0 atas Standard Liege. Mechelen pun sukses naik ke peringkat kesembilan klasemen sementara Liga Belgia dengan 22 poin dari 19 pertandingan yang dijalani.
Usai pertandingan, kapten Standard Liege mengakui timnya menderita harus bermain dengan 10 pemain menghadapi KV Mechelen setelah bek Merveille Bokadi diganjar kartu merah ketika menjatuhkan Bassette di depan kotak penalti.
"Sejak pertandingan melawan Anderlecht, kami kesulitan. Kami hanya ingin meraih tiga poin, namun hal itu langsung menjadi rumit dengan kartu merah. Kemudian, kami menderita dan tidak bisa mengembangkan bermain hingga jeda," kata Arnaud Bodard dikutip dari Walfoot.
"Kami mengatakan banyak hal kepada pemain-pemain lain saat jeda, kami harus menunjukkan sesuatu yang lain di babak kedua, tapi kami seharusnya melakukannya secara langsung," kata Arnaud Bodard menambahkan.
Terkait kartu merah Bokadi pada menit ke-12, Arnaud Bodard pun mengaku bingung apakah kejadian itu pelanggaran atau tidak.
"Sulit untuk menilai, ini berlangsung sangat cepat. Saya tidak tahu apakah Merveille menyentuhnya. Dia orang terakhir, saya tidak tahu. Bassette tidak tiba sendirian di depan saya dan Merveille di belakang. Ini duel 50-50," kata Bodard.
Standard Liege juga sebenarnya sudah berusaha untuk bangkit pada babak kedua, namun tidak berhasil mencetak gol.
"Saat kami kebobolan gol ini, kami tidak boleh ragu dan melangkah maju. Itu yang saya tidak mengerti, kami tidak berusaha bermain lagi hingga jeda. Meski dengan 10 pemain, kami mampu menunjukkan sesuatu di babak kedua. Sayang sekali, tidak dilakukan secara langsung dari awal," kata Bodard kecewa.