Pengamat soal Polemik Mi Instan: Pemain Timnas Itu Milik Publik

CNN Indonesia
Rabu, 27 Des 2023 14:54 WIB
Polemik masak mi instan terjadi di TC Timnas Indonesia jelang Piala Asia 2023. (Dok. PSSI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat sepak bola nasional Mohamad Kusnaeni mengingatkan pemain Timnas Indonesia soal dampak negatif polemik masak mi instan.

Menurut Kusnaeni, pemain Timnas adalah representasi bangsa Indonesia. Oleh karena itu setiap pemain sudah menjadi milik publik dan bukan lagi soal kehidupan individu pemain.

Kasus mi instan yang kini ramai dibicarakan, selayaknya tidak terjadi saat pemain sedang pemusatan latihan Timnas Indonesia di Turki. Pasalnya asa dan harapan publik sedang tinggi terhadap Timnas jelang Piala Asia 2023.

Persoalan mi instan mencuat setelah Marselino Ferdinan mengunggah foto Witan Sulaeman sedang memasak mi goreng instans di media sosial Instagram pada Selasa (26/12).

"Sebetulnya bukan cuma saat TC di luar negeri, tetapi juga saat di dalam negeri juga pemain itu harus bijak bermedia sosial. Bagaimanapun pemain itu kan figure publik," kata Kusnaeni.

"Segala hal kehidupannya jadi sorotan. Itu yang saya pikir perlu dipahami oleh pemain. Ketika sudah berlabel tim nasional, dia bukan lagi milik pribadi, tetapi sudah menjadi milik publik."

Maksud lelaki yang biasa disapa Bung Kus ini, para pemain Timnas Indonesia adalah citra sepak bola Indonesia. Saat pemain tidak bertindak baik di pemusatan latihan, tentu saja publik kecewa.

"Publik merasa Witan Sulaeman itu adalah saya. Saya itu diwakili oleh Witan Sulaeman, Justin, Hubner, juga Elkan Baggott. Ketika sudah menjadi pemain Timnas, pemain tidak lagi menjadi miliknya sendiri semata."

"Semua yang dia lakukan berimplikasi terhadap persepsi publik. Oleh karena itu harus berhati-hati, harus bijak di media sosial," kata Kusnaeni kepada CNNIndonesia.com, Rabu (27/12).

Secara personal, Kusnaeni memahami maksud dan tujuan publikasi Marselino di media sosial sebagai lucu-lucuan atau becandaan. Namun jadi sensitif jika terkait dengan Timnas Indonesia.

"Saya sih ngerti ya, kadang-kadang pemain itu masih ada naluri personalnya, senang bercanda, melakukan hal-hal kecil yang secara pribadi sebenarnya masuk akal," katanya.

"Normal, tetapi ketika yang melakukan itu seorang pemain Timnas jadi berbeda. Itu persoalannya. Mi instans memicu keraguan atas profesionalitas pemain sebagai atlet," ucap Kusnaeni.

(abs/har)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK