Jakarta, CNN Indonesia --
Timnas Indonesia akan memulai perjuangan di babak penyisihan Grup D Piala Asia 2023 melawan Irak, Senin (15/1). Akankah Irak jadi pembuka pintu skuad Garuda menuju babak 16 besar Piala Asia?
Indonesia akan menjalani tiga pertandingan di fase grup melawan Irak, Vietnam, dan Jepang. Di atas kertas, seluruh lawan skuad Garuda berada di level yang lebih tinggi jika merujuk ranking FIFA.
Jepang jadi tim Asia dengan peringkat tertinggi (17). Lalu Irak ada di urutan ke-63 FIFA sekaligus masuk 10 besar ranking Asia. Kemudian Vietnam di posisi ke-94 sekaligus jadi tim Asia Tenggara dengan peringkat teratas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lagi dengan rekam jejak Indonesia melawan tim-tim tersebut di Piala Asia 2023. Melawan Jepang, Indonesia hanya pernah satu kali menang pada 1972 dan sekali imbang pada 1989 dari total delapan laga.
Kemudian menghadapi Irak, Indonesia hanya merekam dua kali kemenangan dari 12 pertandingan. Tujuh laga di antaranya dimenangkan oleh kubu Irak, termasuk kekalahan besar 1-5 pada kualifikasi Piala Dunia 2026 November lalu.
Lawan Vietnam juga masih jadi mimpi buruk skuad Garuda selama tujuh tahun terakhir. Sejak terakhir kali menang pada Desember 2016 di Piala AFF, Indonesia tidak pernah menang dalam enam pertandingan ke belakang.
Di bawah kendali Shin Tae Yong, Timnas Indonesia senior bahkan belum mencetak gol sama sekali. Situasi macam ini tentu bukan catatan yang baik bagi Indonesia.
Namun rekam jejak tidak menutup kesempatan Indonesia di Piala Asia. Memetik hasil positif melawan Irak bukanlah isapan jempol belaka jika Jordi Amat dan kawan-kawan bisa tampil apik pada laga pembuka Grup D.
Indonesia bisa membuka kesempatan lolos ke fase gugur sebagai peringkat ketiga terbaik jika memetik satu kemenangan. Di laga pertama lawan Irak, torehan satu poin jadi target yang realistis karena status sang lawan sebagai unggulan kedua setelah Jepang.
Alhasil, petikan satu poin saja bisa membantu nasib Indonesia menuju babak 16 besar. Nantinya di pertandingan berikutnya, tiga poin bisa diperjuangkan saat melawan Vietnam.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Fokus Timnas Indonesia saat ini harus menuju ke pertandingan lawan Irak. STY perlu meracik formula terbaik dan seefektif mungkin untuk menandingi skuad Singa Mesopotamia.
Jarak dengan pertandingan terakhir yang tak terlampau lama dapat jadi pelajaran penting bagi wakil Merah-putih. Sebab, skuad Irak yang mengalahkan Indonesia di laga terakhir dan yang dibawa ke Qatar tidak jauh berbeda.
Berkaca dari kekalahan besar, STY semestinya sudah tahu apa yang perlu diperbaiki. Formasi tiga bek tengah dan dua bek sayap saat melawan Irak dua bulan lalu harus dievaluasi. Begitu juga dengan kesalahan yang dilakukan kiper saat itu tak boleh diulangi.
Melirik susunan pemain saat terakhir melawan Irak, nampaknya STY tidak bakal banyak melakukan perubahan. Utak-atik posisi kemungkinan hanya diterapkan pada titik tertentu seperti gelandang bertahan yang diisi oleh Justin Hubner untuk diduetkan dengan Marc Klok atau Ivar Jenner.
Sisi lapangan diharapkan bisa dikuasasi oleh dua bek sayap, entah itu Pratama Arhan, Edo Febriansyah, atau Shayne Pattynama di kiri dan Sandy Walsh, Yakob Sayuri atau Asnawi Mangkualam di kanan.
Lini tengah juga perlu jadi perhatian. Eksperimen STY menduetkan Justin Hubner dan Ivar Jenner cukup meyakinkan di uji coba kedua lawan Libya. Dua pemain yang punya visi di atas rata-rata itu diharapkan mampu jadi pengatur tempo dan pengalir bola.
Tinggal lini depan yang perlu dibenahi saat lawan Irak. Karena selama masa uji tanding, tidak ada striker murni yang mencetak gol. Karena itu, perbaikan harus ditunjukkan oleh Rafael Struick, Dimas Drajad, Ramadhan Sananta, Hokky Caraka, dan Dendy Sulistyawan yang biasa berdiri di depan.
Skema counter attack dapat jadi strategi yang efisien dalam mencuri angka. Setiap pemain harus jeli dalam melihat kesempatan dan menyelesaikan peluang.
Sebab merujuk statistik di laga terakhir kontra Irak, Indonesia hanya mencatat 33 persen penguasaan bola dengan torehan dua tembakan yang satu di antaranya tepat sasaran. Sedangkan Irak memiliki sembilan tendangan dengan empat on target.
Dari sini terlihat bahwa Indonesia perlu bermain lebih cerdas untuk memanfaatkan peluang sedikit apapun jumlahnya. Dengan pemahaman itu, bukan tak mungkin hasil positif bisa didapatkan demi pembentukan kepercayaan diri di laga selanjutnya sekaligus membuka asa menuju babak 16 besar.
[Gambas:Video CNN]